Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan pidato Presiden Joko Widodo di DPR/DPD/MPR tentang lompatan besar dengan membajak momentum krisis merupakan upaya untuk membangkitkan semangat rakyat di tengah pandemi COVID-19....sejumlah permasalahan sudah terjadi sebelum krisis akibat pandemi COVID-19, di bidang kesehatan misalnya rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk masih kurang.
"Presiden ingin menyatakan bahwa ada momentum untuk bangkit. Bahwa di balik kesempitan terdapat kesempatan," kata Saleh saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan klausa "bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar" dalam pidato Presiden menunjukkan bagian dari mencari kesempatan di balik kesempitan tersebut.
Saleh mengingatkan sejumlah permasalahan sudah terjadi sebelum krisis akibat pandemi COVID-19. Di bidang kesehatan misalnya, rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk masih kurang.
Baca juga: Pidato Presiden soal stimulus UMKM, CIPS: Perlu sosialisasi
Baca juga: Round Up-RAPBN 2021 dinaungi tantangan pandemi COVID-19
"Tenaga kesehatan dan alat kesehatan belum merata. Ada kabupaten yang tidak memiliki dokter spesialis atau alat kesehatan tertentu sehingga harus merujuk ke rumah sakit di kabupaten lainnya. Itu terjadi tidak hanya di dalam satu provinsi, tetapi bahkan lintas provinsi," tuturnya.
Karena itu, Saleh mengatakan mengambil kesempatan di balik kesempitan yang diinginkan Presiden tersebut harus didahului dengan menyelesaikan sejumlah permasalahan fundamental yang sudah terjadi sebelum krisis akibat pandemi COVID-19.
Pada Sidang Tahunan MPR dan Sudang Bersama DPR-DPD dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-75 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Presiden Joko Widodo mengatakan momentum krisis akibat pandemi COVID-19 merupakan saat untuk membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar dan menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.
"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara upper middle income country. Pada 25 tahun lagi, pada usia seabad, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," kata Presiden.
Baca juga: MPR: Ketahanan pangan 2021 artinya rakyat tidak usah cemas soal makan
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020