Laman WWD, dikutip Jumat, melaporkan pertunjukan pada pekan mode di bulan September ini akan disebut "phygital" karena memadukan 28 acara fisik dengan 24 acara digital.
Hampir seluruh pertunjukkan mode selama musim panas untuk koleksi pria, resor, dan adibusana, digelar secara digital berupa dokumenter tentang pembuatan koleksi, video musik, podcast, atau bahkan eksperimen dalam realitas virtual (augmented reality).
Baca juga: Pekan Mode Australia batal karena corona
Baca juga: Milan Fashion Week akan digelar virtual
Namun beberapa label besar seperti; Marni, Versace, Fendi, Dolce & Gabbana, Max Mara, dan Giorgio Armani telah menggelar pertunjukan fisik.
Beberapa label yang menghadirkan koleksi digital di bulan Juni juga menggelar acara fisik, seperti Prada dan Sunnei.
Vogue melaporkan bahwa sejumlah pengamat mode menyebutkan pekan mode ini akan menuang kontroversi karena banyak pertunjukkan digelar secara fisik, sementara vaksin COVID-19 masih belum ditemukan.
Para tamu, petugas, serta para staf bisa saja mengenakan masker. Namun para pengamat itu mempertanyakan bagaimana dengan para model dan bagaimana penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
Hingga saat ini sejumlah label besar seperti Bottega Veneta, Jil Sander, dan Moschino diduga akan absen pada pekan mode di Milan karena masih belum memberikan konfirmasi.
Sementara rumah mode Gucci sudah memastikan tidak akan mengikuti jadwal kalendar fesyen. Direktur Kreatif Gucci Alessandro Michele pada bulan Mei mengumumkan bahwa rumah mode itu memotong jadwal pertunjukannya, dari lima kali dalam setahun menjadi dua kali saja.
Baca juga: Pekan mode di Asia mulai digelar secara fisik pada Oktober
Baca juga: Tanpa pesta dan paparazzi, Paris siapkan pekan mode virtual
Baca juga: Paris Fashion Week kembali digelar pada September
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020