Sudah menjadi kebiasaan penyambutan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia selalu diwarnai berbagai kegiatan untuk memaknai dan menyebarkannya.
Mulai dari upacara peringatannya, dialog, diskusi hingga kegiatan bakti sosial. Aneka lomba dan pertandingan juga tak dilupakan warga. Seperti yang dilakukan warga di Perumahan BTN Joko Indah, Kelurahan Dobonsolo, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Sejak Juli, mereka mulai mempersiapkan berbagai lomba untuk menyambut HUT ke-75 Kemerdekaan RI, mulai dari Yosim pancar (Yospan), sepeda hias, makan kerupuk hingga lomba kebersihan antar rukun tetangga (RT). Persiapan lomba dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Erni Lalu, ketua panitia lomba kebersihan peringatan HUT 17 Agustus RT 02 mengatakan awalnya hanya lomba kebersihan per blok dalam rangka mempererat silaturahmi, lantaran kurang lebih selama empat tahun tidak saling kenal. Tak ada pemikiran berpikir untuk mengembangkan lomba atau merah putihkan kompleks tersebut. Namun, melalui lomba kebersihan banyak ide.
Warga mulai mengumpulkan dana secara sukarela Rp75 ribu per kepala keluarga (KK) untuk membeli bendera berukuran kecil dan sedang serta cat merah-putih. Para ibu rumah tangga di setiap blok di lokasi perumahan itu membentuk kelompok.
Ada kelompok yang menyiapkan gaba-gaba dari pohon sagu, ban mobil bekas, sampah botol plastik, sampah gelas plastik. Rata-rata seluruh kegiatan dikoordinir oleh ibu rumah tangga. Ada kelompok yang mengusahakan dana untuk membeli hadiah lomba.
Pungut sampah
Aktivitas yang lahir dari sejumlah itu mulai diwujudkan sejak 29 Juli lalu. Sebagian kelompok yang mayoritas perempuan berpikir menghiasi tiap gang dengan hasil daur ulang sampah. Setelah bangun pagi, mempersiapkan sarapan untuk suami dan anak setelah itu bergegas keluar dari rumah memburu sampah di sejumlah titik mulai dari Sentani hingga ke Kota Jayapura. Sampah lebih dahulu diambil sebelum truk sampah mengangkutnya ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Pengumpulan sampah mulai dari tempat-tempat sampah, pinggiran jalan, hingga dipasar. Nelly Waromi, sekretaris panitia lomba kebersihan menyebutkan, sampah botol plastik dan gelas plastik mulai dicari di Sentani sampai ke Pantai Holtekam, Kota Jayapura. Selama satu minggu, para ibu rumah tangga ini berhasil mengumpulkan 10 karung sampah botol plastik dan satu karung sampah gelas plastik. Sampah yang dikumpulkan diangkut dengan mobil Avanza milik salah satu tetangga mereka.
"Kalau tidak seperti begini, kami tidak saling kenal, kami tidak saling menyapa satu sama lain. Sudah hampir empat tahun hanya sapa saja tapi tidak saling kenal tetangga sebelah rumah," kata Nelly.
Sampah yang dikumpulkan, dibersihkan, lalu para lelaki/suami mereka bertugas mengecatnya. Gelas plastik dan botol plastik yang dikumpulkan dicat warna merah dan putih. Gelas yang dicat diberi lubang kecil di sampingnya lalu dipasang nelon kemudian digantung selang-seling dengan bendera berukuran kecil di setiap blok.
Masing-masing blok ada bendera Merah-Putih dan gelas plastik yang diberi cat lalu di dalamnya diberi lampu. Malam hari lampu warna-warni terang dalam gelas plastik.Pernak-pernik bendera merah putih terlihat dari gapura gerbang masuk hingga setiap blok. Bendera kecil dan umbul-umbul terlihat ada tiap gang/blok.
Sampah botol plastik berukuran besar dicat lalu dirakit menjadi gapura di jalan masuk blok lalu diberi tulisan HUT ke-75 Kemerdekaan RI di bagian atas. Kelompok lain tak ketinggalan, mereka mengumpulkan gabah-gabah dan ban bekas mobil untuk membuat gapura.
Kreativitas lain adalah melukis seorang lelaki mengibarkan bendera Merah-Putih. Lukisan itu persis disamping kiri kanan dinding rumah warga. Kelompok lainnya lagi cat jalan warna-warni. Seluruh aktivitas menghiasi kompleks itu selesai dikerjakan pada 1 Agustus.
Pernak-pernik daur ulang sampah serta corak warna-warni jalan yang dipadukan bendera Merah-Putih itu menyita perhatian. Para pengunjung mulai dari Sentani hingga Kota Jayapura datang ke perumahan itu untuk bersua foto.
Apresiasi
Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Hernes Felle yang juga salah satu warga yang tinggal di perumahan itu menyebut kreativitas dari warga, dengan melihat event 17 Agustus mulai semakin mendekat, sehingga ibu-ibu dan bapak-bapak di kompleks itu berpikir bagaimana menyongsong Kemerdekaan RI dengan menata kompleks perumahan.
Selaku wakil rakyat, memberikan apresiasi. Melalui penataan ini, ada kekompakan, gotong royong, saling bantu membantu, dengan kebersamaan itu maka lahirlah pikiran-pikiran penyatuan itu untuk bagaimana bisa mewarnai semua blok yang ada di perumahan ini. Selain mewarnai blok,ada perlombaan yang dilakukan untuk memeriahkan 17 Agustus.
"Saya selaku wakil rakyat yang bersama-sama warga, apapun yang mereka lakukan saya ikut membantu sedikit, walaupun tidak semua, seperti ada kerja bakti saya ikut kerja," ujarnya.
Ada sedikit bantuan dana yang diberikan untuk mendukung kreativitas warga, satu blok mendapat dana sebesar Rp500 ribu. Sedikit dana itu digunakan untuk membeli bahan yang diperlukan, bantuan umbul-umbul, dan juga bendera Merah-Putih.
Hernes berharap kebersamaan itu terus dijaga dengan baik, harus dipupuk, saling membina satu sama lain. Bukan hanya 17 Agustus, tetapi ada iven-iven lain yang perlu diperingati secara bersama, ada juga hari-hari besar umat muslim jadi nuansa harus dirubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Harus saling menunjang, mendukung, tentram dan damai serta penuh cinta.
Kepala Kelurahan Dobonsolo, Heronica Felle mengapresiasi buah tangan warganya di Perumahan Joko Indah. selaku pemerintah sudah melihat warganya yang begitu kreatif, sudah bekerjasama, sangat bangga. Sebagai ucapan terima kasih dan rasa bangga, kelurahan akan berupaya mengawal pembangunan jalan antar perumahan lantaran belum selesai dikerjakan.
Rawan pencurian
Sebelumnya, kompleks itu rawan pencurian motor. Karakter warga susah dibentuk, mereka susah menyapa tetangganya, padahal hanya sebelah rumah. Meski demikian, ketua rukun tetangga tak berdiam diri, ia berpikir keras agar warganya bisa aman dari pencurian, saling menyapa, saling kenal satu sama lain dan ada kekompakan. Menghilangkan sukuisme dan masalah agama.
Johan Paul, Ketua RT 02, Perumahan Joko Indah mulai merubah karakter warga dengan memberikan penjelasan bahwa agama itu secara vertikal antara manusia dengan sang pencipta.Kemudian, menyangkut sukuisme dan keamanan yang tak terjamin,lelaki murah senyum itu membangun pos kamling.
Tak ada pungutan biaya dari warga, tetapi memberikan motivasi bahwa apapun yang terjadi bukan tanggung jawab aparat keamanan. Dari itu, mulai ada kekompakan dan kebersamaan, saling menyumbang baik berupa seng, paku dan bahan lainnya untuk membangun pos kamling. Para bapak-bapak diajak untuk ronda malam bersama akhirnya saling kenal, keamanan terjamin.
"Saya merasa bangga karena masyarakat yang ada disini mereka sangat profesional dalam menempatkan diri, ketika di Kantor sebagai pejabat dan publik figur tetapi ketika mereka sudah sampai ke rumah sama seperti warga lainnya,"katanya.
Dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan, Johan memberikan kepercayaan kepada para ibu rumah tangga membentuk panitia.
Akhirnya, pernak-pernik bendera merah putih dari yang kecil, sedang, hingga dari bahan daur ulang sampah botol plastik semuanya dari ide warga dan tuntas dikerjakan.
Perumahan Joko Indah tergabung dalam RW 07, kompleks ini punya dua RT yakni RT 01 dan RT 02. Khusus untuk RT 01, dimulai dari blok A, B, C, J dan K. Kemudian RT 02 mulai dari blok D, E, F, G dan blok H. Jumlah penduduk untuk RT 01 sekitar 75 kepala keluarga (KK). Sementara untuk RT 02 ada 112 kepala keluarga.
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020