"Pangan di desa sangat sesuai dan kalau tiap desa memiliki ketahanan pangan tersendiri sesuai spesifik desa, saya pikir Indonesia tidak usah pusing-pusing urusin ketahanan pangan," kata Menteri Desa usai meresmikan PT Pasar Desa Indonesia di Desa Guwosari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, dalam mengatasi persoalan pangan, cukup penguatan ketahanan pangan di desa, dan kalau semua desa melakukan sensus kebutuhan pangan, mulai dari jenis dan jumlah produksi, menteri meyakini ketahanan pangan akan mudah terselesaikan.
"Karena ketahanan pangan itu intinya ada di desa. Ditambah lagi, rilis dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada Maret 2020 angka kemiskinan di desa mengalami penurunan 0,03 persen, sementara kemiskinan di kota mengalami kenaikan 0,06 persen," katanya.
Oleh karena itu, Menteri Desa berharap dukungan dari berbagai pihak agar penyelesaian ketahanan pangan di tingkat desa itu bisa betul-betul menggunakan pendekatan pentahelix atau konsep keroyokan dari berbagai unsur, seperti pemerintah, masyarakat dan unsur lainnya.
"Makanya hari ini saya terus melakukan upaya untuk pemetaan desa secara lebih detail yang kemudian bisa dilihat oleh seluruh kementerian dan lembaga, sehingga ketika mau masuk desa itu jelas sasarannya," katanya.
Dia mengatakan, sebab dari Kemendes dan PDTT mempunyai program sendiri, kemudian Kementerian Sosial (Kemensos) mempunyai program sendiri, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Pertanian mempunyai program sendiri.
"Tetapi masing-masing tidak ada rodmap-nya. Jadi obsesi saya adalah ini desa, ini potretnya, sehingga kalau Kementerian PUPR mau masuk desa itu, misal ada irigasi yang sangat dibutuhkan, masuk dari situlah, juga pertanian ada program ketahanan pangan bisa melalui Bumdes-nya," katanya.
"Jadi kalau masuknya cepat sesuai rodmap yang menjadi arah pembangunan di desa, saya yakin dalam waktu yang tidak lama desa-desa di Indonesia akan tertangani dengan serius dan pembangunan pasti berhasil," katanya.
Di sisi lain, Menteri Desa juga mendorong para generasi muda desa, termasuk para kepala desa muda, selalu berinovasi memajukan pembangunan dan kemandirian desa, sebab peringatan Sumpah Pemuda dan Kemerdekaan itu yang menggagas dan yang terlibat adalah pemuda.
"Semua pemuda itu embrio utama dari NKRI. Kalaupun usia agak tua, jiwanya jiwa muda. Artinya kalau kemudian lurah-lurah di Bantul, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur adalah kawula-kawula muda yang inovatif, saya yakin seyakin-yakinnya tidak lama Indonesia akan memiliki berbagai kemandirian," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020