Ratu mengenang mengenang penderitaan perang sekaligus kegembiraan saat perang tersebut berakhir.
Jepang menyatakan menyerah pada 15 Agustus 1945, setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Kaisar Jepang telah menyatakan "penyesalan yang dalam" atas masa perang yang dijalani negara itu.
Elizabeth (94) mengatakan dia tidak akan pernah melupakan suasana gembira dan rasa lega yang luar biasa saat perang berakhir.
"Di antara kegembiraan di akhir konflik, kami juga ingat, seperti hari ini, kehancuran mengerikan yang ditimbulkan, dan penderitaan yang dialami oleh banyak orang," kata Elizabeth lewat sebuah pesan.
"Pangeran Philip dan saya bergabung dengan banyak orang di seluruh dunia untuk mengirimkan ucapan terima kasih kami kepada para pria dan wanita dari seluruh Persemakmuran, dan negara-negara sekutu, yang berjuang dengan gagah berani untuk mengamankan kebebasan yang kita hargai hari ini."
Elizabeth, yang masih remaja ketika perang itu pecah, belajar mengemudikan truk militer dan menjadi mekanik saat bertugas di Layanan Wilayah Pendukung bagian wanita. Dia berada di Istana Buckingham ketika istana tersebut dibom pada September 1940.
Suaminya, Philip, yang bertugas di Angkatan Laut Inggris selama perang dan berada di kapal perusak HMS Whelp di Teluk Tokyo ketika penyerahan Jepang ditandatangani, akan ditampilkan dalam montase foto para veteran yang masih hidup.
Montase itu akan ditampilkan di layar besar di sejumlah lokasi di Inggris.
Putranya sang ahli waris tahta kerajaan, Pangeran Charles, akan memimpin waktu mengheningkan cipta selama dua menit di National Memorial Arboretum di Inggris tengah, sementara cucunya, Pangeran William, akan tampil dalam program khusus BBC TV.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dokumen pidato Ratu "Perang Dunia III " diungkap ke publik
Baca juga: Peringati PD II, Shinzo Abe bersumpah tak akan mengulang perang
Baca juga: Kaisar Naruhito ungkapkan "penyesalan mendalam" atas masa lalu Jepang
RI-Inggris sepakati kerja sama pengendalian AMR hingga COVID-19
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020