• Beranda
  • Berita
  • Tips persiapkan keuangan agar tak jadi beban keluarga di usia 75 tahun

Tips persiapkan keuangan agar tak jadi beban keluarga di usia 75 tahun

16 Agustus 2020 08:26 WIB
Tips persiapkan keuangan agar tak jadi beban keluarga di usia 75 tahun
Ilustrasi (Pixabay)
Usia 75 tahun yang sama seperti umur negara Indonesia pada 17 Agustus 2020 termasuk cukup lanjut dan tidak semua orang mendapatkan kesempatan berumur sepanjang ini. Sebagian orang berharap pada usia tersebut bisa dikelilingi anak, cucu, dan cicit serta tidak menjadi beban bagi keluarga.

Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, MPD, merekomendasikan Anda mempersiapkan keuangan sejak muda agar tetap dapat mandiri secara finansial jika kelak diberi berkah usia hingga lanjut.

“Dengan membuat strategi finansial yang terencana dan terukur sejak muda hingga tiba masa pensiun maka Anda sudah siap menjadi lansia yang bahagia, yaitu jika meninggal dunia dapat memberikan warisan pada anak dan cucu atau jika berumur panjang, sebut saja 75 tahun maka Anda tetap mampu memenuhi kebutuhan sendiri dari simpanan yang telah disiapkan sejak muda,” kata dia seperti dalam siaran persnya, ditulis Minggu.

Berikut tipsnya yang bisa mulai dilakukan sejak Anda usia 20 tahun:

Usia 20-an: belajar investasi dan mulai berinvestasi

Seseorang di awal usia 20 tahunan, biasanya baru memulai karir atau lulus dari perguruan tinggi. Tetapi ada juga yang masih kuliah dan mendapatkan uang saku dari orang tua atau memiliki pekerjaan sampingan.

Pada rentang usia ini, jika telah memiliki pendapatan, sebaiknya cari pengetahuan tentang investasi dan mulai berinvestasi dengan menyisihkan 5-10 persen dari pendapatan per bulan.

Beberapa orang di usia ini juga biasanya sudah menggunakan kartu kredit. Tetapi, sebaiknya minimalisasi hutang karena jika banyak cicilan kartu kredit otomatis akan menunda perencanaan hari tua.


Usia 30-an: semangat berinvestasi saat produktif

Saat usia Anda bertambah menjadi 30 tahunan-an, maka perlu meningkatkan alokasi investasi untuk pensiun walaupun pada usia ini biasanya ada keinginan memiliki mobil dan rumah. Keinginan tersebut menjadi penting saat menjadi kebutuhan, tetapi saat memutuskan membeli atau mencicil maka sesuaikan dengan kemampuan membayar jangan sampai menggerogoti simpanan hari tua.

Asuransi jiwa dianggap penting pada rentang usia ini. Pilihlah asuransi jiwa yang jangka waktu perlindungannya panjang atau asuransi yang mengunci simpanan tetapi memberikan tambahan loyalty bonus, yaitu sejumlah dana dari premi dasar tahunan yang akan dibayarkan di tahun tertentu sesuai ketentuan polis.

Pertimbangkan juga asuransi yang memiliki manfaat proteksi meninggal dunia akibat kecelakaan minimal memberikan 150 persen dari santunan dasar. Hal ini terutama jika Anda adalah pencari nafkah.

Untuk instrumen investasi dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan finansial. Selain memberikan perhatian pada pertumbuhan investasi hari tua, juga perlu mempersiapkan dana untuk pendidikan anak.

Untuk itu, bisa memilih kombinasi saham dan pasar uang. Jika profil risiko termasuk moderat maka kombinasi antara saham, obligasi, dan pasar uang dapat menjadi alternatif. Jika dalam perjalanan berinvestasi ternyata terjadi fluktuasi, tidak usah terlalu khawatir karena masih ada waktu untuk pulih kembali.


Baca juga: 4 alasan kenapa pensiun dini harus dipikirkan masak-masak

Baca juga: Tips memilih dana pensiun untuk pekerja lepas

Baca juga: Cara Revalina S. Temat rencanakan pondasi finansial keluarga

Ilustrasi (Shutterstock)



Usia 40-an: fokus pada portofolio pensiun

Ketika tiba saatnya masuk pada usia 40 tahun, sebaiknya mulai mengisi portofolio pensiun dengan investasi yang lebih konservatif. Misalnya, kombinasi obligasi dengan pasar uang. Hal ini karena Anda masih harus membiayai sekolah anak, menyelesaikan cicilan produktif sembari mempersiapkan dana hari tua.

Jika memilih instrumen investasi yang sangat fluktuatif, tentu bisa mempengaruhi simpanan padahal waktu untuk mengumpulkan uang semakin sedikit.

Saat mengawali usia 40 tahun, Anda sebaiknya mulai membuat perkiraan proyeksi dana hari tua yang nanti akan dibutuhkan. Dari hasil yang diperoleh bisa menjadi pertimbangan apakah perlu melakukan diversifikasi investasi.


Usia 50-an: jelang pensiun, bersikaplah realistis

Saat usia 50 tahun-an, Anda biasanya membutuhkan sekitar 70 persen dari pendapatan saat ini. Untuk itu, giatlah berinvestasi bila tidak siap mengurangi 30 persen dari gaya hidup.

Jika Anda sedari muda belum berinvestasi, segera manfaatkan semua peluang yang ada sebelum mengakhiri karir di usia 55 atau 60 tahun. Jika terlambat memulai maka pilihan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tentunya akan sangat terbatas.

Pertimbangkan juga memiliki asuransi kesehatan karena risiko kehidupan sangat tinggi, misalnya serangan sakit kritis atau kematian. Pastikan juga asuransi tambahan (rider) pada polis sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai memakan hasil investasi karena pada usia ini yang lebih dibutuhkan adalah hasil investasi.




Baca juga: Cara mempersiapkan pensiun di tengah normal baru

Baca juga: Begini tips atur pengeluaran bila tahun ini tak dapat THR

Baca juga: Viral gaji karyawan Rp20 juta masih kurang, lakukan ini saat pandemi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020