Wapres: Aceh Akan Menjadi Pusat Pendidikan

26 Desember 2009 19:26 WIB
Wapres: Aceh Akan Menjadi Pusat Pendidikan
Wakil Presiden Boediono meninjau Museum Tsunami dalam rangka peringatan lima tahun bencana alam gempa dan tsunami di Banda Aceh, Sabtu (26/12). (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Ulee Lheu, Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono, menyatakan, pemerintah akan menjadikan Aceh sebagai pusat pendidikan .

"Saya ingin menjadikan Aceh sebagai pusat pendidikan," kata Boediono di Ulee Lheu, Banda Aceh, Sabtu dalam acara Peringatan Lima Tahun Tsunami.

Ia menambahkan, pusat pendidikan merupakan sebuah status yang pernah disandang Aceh pada masa kejayaannya jauh sebelum terjadi konflik dan terpaan bencana tsunami.

Boediono percaya dengan modal semangat, tekad, dan komitmen yang kuat maka rencana menjadikan Aceh sebagai pusat pendidikan akan segera terwujud.

"Satu bukti sejarah yang menunjukkan, sangat jarang suatu bangsa yang bisa tumbuh secara berkelanjutan hanya dengan modal sumber daya alam, hanya dengan ilmu pengetahuanlah kita akan bertahan," katanya.

Menurut dia, pembangunan sektor perekonomian di Aceh harus berkeadilan dan harus menjadi buah nyata perdamaian yang telah dicapai.

Apalagi pada masa lalu Aceh jauh sebelum konflik, memiliki ciri pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dibandingkan provinsi lain dengan tingkat kemiskinan jauh di atas rata-rata.

"Konflik telah membalik semua itu, perekonomian Aceh tumbuh lamban bahkan negatif," katanya.

Namun, ia menekankan, Aceh kaya dengan sumber daya alam dan infrastruktur yang lebih baik pasca-tsunami memungkinkan Aceh memiliki kesempatan untuk mengembalikan prestasi yang pernah diraihnya.

Sementara itu, Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, menjelaskan rakyat Aceh sudah dapat bangkit kembali dari musibah tsunami.

"Konflik Aceh dan peristiwa tsunami tidak lagi dilihat sebagai malapetaka tapi peluang untuk hidup damai, adil, sejahtera, dan bermartabat serta jadi peluang untuk kemajuan di segala bidang," kata Gubernur.

Bahkan menurut dia, bencana tsunami telah mendorong percepatan perdamaian di Aceh.

Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur fisik masih terus berjalan di seluruh pelosok Aceh. Sampai sejauh ini telah sebanyak 124.454 unit rumah, 3.005 km jalan, 1.400 unit gedung sekolah, 20 pelabuhan telah dibangun. Sementara lahan seluas 1.300 hektar sudah bisa dimanfaatkan untuk diolah masyarakat.

"Paska konflik dan tsunami masih menyisakan beberapa persoalan terutama penuntasan proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan lintas tengah yang masih mencapai 1.106 km, masalah ketenaga kerjaan, dan penyedian rumah bagi para korban. Hal inilah antara lain yang harus menjadi perhatian," kata Irwandi.

Usai menghadiri acara peringatan itu, Wapres berkunjung ke Museum tsunami di Blang Padang.

Di hari yang sama Pemprov Aceh menghimbau seluruh masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda hari berkabung.

Masyarakat nelayan Aceh pada hari yang sama juga tidak ada satupun yang melaut untuk mengenang tragedi kemanusian terbesar itu.(*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009