Seluruh peserta upacara menggunakan pakaian adat Bali dan masker. Pengibaran bendera tepat dilakukan depan rumah yang sempat ditinggali oleh Nyoman Rai Srimben di masa mudanya. Pengibaran bendera berlangsung sederhana dan sangat khidmat.
Upacara diawali dengan doa bersama, dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih. Upacara bendera ini diikuti oleh pengurus Desa Adat Buleleng, Keluarga Rai Srimben, dan dihadiri oleh Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna dan pejabat lain dari Pemkab Buleleng.
Pelaksanaan Upacara Bendera dirangkaikan juga dengan pengukuhan pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ila Cita Ulangun, Desa Adat Buleleng, Kecamatan Buleleng.
Penglingsir keluarga Rai Srimben di Banjar Bale Agung, Jro Mangku Made Arsana, mengatakan pengibaran bendera ini dilakukan untuk pertama kalinya di rumah yang didiami Rai Srimben ketika masih muda.
Menurut dia, Nyoman Rai Srimben adalah anak kedua dari pasangan I Nyoman Pasek dan Ni Made Liran. Saat usianya memasuki empat tahun, kedua orangtuanya bercerai, sehingga ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya, yang lokasi rumahnya juga tidak jauh dari rumah orangtua Nyoman Rai Srimben terdahulu.
Rai Srimben bertemu dengan Rade Soekemi (ayah Soekarno) ketika ia menari di jaba Pura Bale Agung atau Pura Desa Buleleng yang lokasinya bersebelahan dengan kediaman kakek dan neneknya.
Raden Soekami datang ke Buleleng, dan bekerja sebagai guru di sekolah rakyat, yang kini diberi nama SDN 1 dan 2 Paket Agung. Selama di Buleleng tinggal di sebuah rumah kos yang jaraknya tidak jauh dari kediaman Nyoman Rai Srimben.
"Raden Soekami jatuh cinta pada Rai Srimben dan mereka pun menikah. Raden Soekami dan Rai Srimben sempat tinggal di kos yang ada di Banjar Paketan. Rai Srimben sempat melahirkan anak pertamanya, Soekarmini, di Buleleng, sebelum kemudian pindah ke Surabaya. Konon saat pindah itu, Rai Srimben tengah hamil muda dan bayi yang dikandung adalah Soekarno," jelas Arsana.
Mangku Arsana mengatakan, selama ini rumah Rai Srimben pernah dikunjungi oleh putra-putri Bung Karno, seperti Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, Guruh Soekarno Putra, Sukmawati Soekarno Putri dan Rahmawati Soekarno Putri. "Semua anak Bung Karno pernah ke sini, kecuali Guntur Soekarno Putra. Bahkan anaknya Bu Mega, yakni Puan Maharani juga pernah ke sini," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna menjelaskan pihaknya sangat terkesan mengikuti upacara bendera di depan rumah Nyoman Rai Srimben, karena rumah ini bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Mengingat Rai Srimben adalah Ibunda dari Sang Proklamator yang juga sebagai Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
"Saya sangat terkesan mengikuti upacara ini dan tempatnya sangat khusus. Mudah mudahan pada hari ini kita bersama bisa memperingati dan diberikan vibrasi kepada kita semua untuk membangkitkan nasionalisme dan perjuangan dari para pahlawan yang telah begitu gigih sehingga Indonesia merdeka," ujar Supriatna.
Kendati perayaan HUT RI di tengah pandemi, namun ia berharap spirit nasionalisme tetap dijaga. "Kondisi pandemi memang penuh tantangan. Tetapi semangat nasionalisme harus tetap dijaga, saling membantu satu sama lainnya di tengah lesunya perekonomian bangsa," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Made Sudama Diana, menjelaskan pihaknya mengapresiasi atas dibentuknya Pokdarwis Lila Cita Ulangun oleh Desa Adat Buleleng. Sudama berharap agar keberadaan pokdarwis ini bisa menggali potensi pariwisata di Kecamatan Buleleng.
"Pokdarwis itu bukanlah kelompok nirlaba untuk mencari uang. Namun lebih dari itu ada proses pengabdian, membantu mempromosikan Pariwisata di Buleleng agar dikenal. Yang penting niat baik. Nanti rejeki pasti akan mengikuti, " terang Sudama.
Sementara di Kantor Bupati Buleleng digelar upacara peringatan HUT Ke-75 Republik Indonesia (RI) dengan jumlah yang terbatas dengan mengedepankan penerapan protokol kesehatan.
"Hingga saat ini di berbagai belahan dunia masih dalam upaya penanganan COVID-19. Bertepatan dengan hal tersebut, sebagai masyarakat Indonesia harus tetap memiliki semangat yang tertanam dalam diri untuk menyambut HUT Ke-75 kemerdekaan RI ini. Jasa para pahlawan yang telah mendahului harus tetap dihargai, namun kita lakukan penerapan protokol kesehatan pada upacara kali ini," kata Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Baca juga: Buleleng bangun "Soekarno Heritage"
Baca juga: Naskah asli proklamasi tulisan Soekarno akan ditampilkan di Istana
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020