Di tahun 2019, ekspor produk kopi olahan memberikan sumbangan pemasukan devisa sebesar 610,89 juta dolar AS
Industri olahan kopi nasional PT UCC Victo Oro Prima mengekspor 4,82 ton kopi ke China berupa roasted coffee beans dengan tiga varian kopi, yakni kintamani blend, java blend, dan toraja blend.
"Saat ini, ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi olahan berbasis kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke sejumlah negara tujuan utamanya seperti di kawasan ASEAN, China, dan Uni Emirat Arab," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Geliatkan industri kopi, Menperin dukung kampanye Satu dalam Kopi
Rochim mengatakan hal itu pada acara Pelepasan Kontainer Ekspor Produk Kopi Olahan PT UCC Victo Oro Prima ke China yang digelar di Kawasan Industri Bogorindo, Sentul, Jawa Barat.
Kemenperin menyampaikan apresiasinya kepada PT UCC Victo Oro Prima yang mampu meningkatkan pengapalan produknya ke pasar mancanegara.
Hal ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan kopi olahan lainnya untuk lebih gencar memasarkan produknya ke pasar dalam maupun luar negeri.
"Ekspor dalam masa pandemi COVID-19 ini, kami rasa bisa memotivasi kita semua, mulai dari pihak pemerintah hingga dunia usaha, bahwa peluang masih ada, sehingga kalau bisa semangat ini terus kita gerakkan," tuturnya.
Menurut Rochim, selain menghasilkan devisa, ekspor produk kopi olahan Indonesia juga bisa menjadi parameter eksistensi produk kopi olahan nasional di pasar internasional.
Ia mengemukakan, industri pengolahan kopi nasional tidak hanya menjadi pemain utama di pasar domestik, akan tetapi juga dikenal sebagai pemain global.
"Di tahun 2019, ekspor produk kopi olahan memberikan sumbangan pemasukan devisa sebesar 610,89 juta dolar AS atau meningkat sekitar 5,33 persen dibanding tahun 2018," ungkapnya.
Capaian positif tersebut tidak terlepas dari potensi Indonesia sebagai negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia, dengan produksi rata-rata sekitar 773 ribu ton per tahun atau 8 persen dari produksi kopi dunia.
Pada Januari-Juni 2020, saat pandemi COVID-19, neraca perdagangan produk kopi olahan nasional masih mengalami surplus sebesar 211,05 juta dolar AS.
Direktur PT UCC Victo Oro Prima Victor Waskito Purwana menjelaskan PT UCC Victo Oro Prima yang didirikan pada Desember 2012 telah memiliki beberapa sertifikat yang dibutuhkan oleh industri kopi olahan, seperti sertifikat HALAL, ISO 22000, dan Rain Forest Alliance.
Perusahaan ini bergerak di bidang roastery kopi dengan standar internasional yang mengembangkan biji kopi lokal Indonesia dan mancanegara.
"Kami berkomitmen untuk menawarkan dan menghasilkan kopi terbaik baik kopi biji, kopi bubuk maupun dripkopi di segmen kualitas tertinggi untuk hotel, restoran, kafe dan juga keperluan industri," tuturnya.
Baca juga: Pemerintah gandeng marketplace gairahkan industri kopi
Baca juga: Kemenperin sebut IKM olahan kopi tumbuh pesat
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020