• Beranda
  • Berita
  • Anggota DPR nilai keterbatasan sinyal jadi kendala utama PJJ daerah 3T

Anggota DPR nilai keterbatasan sinyal jadi kendala utama PJJ daerah 3T

18 Agustus 2020 20:49 WIB
Anggota DPR nilai keterbatasan sinyal jadi kendala utama PJJ daerah 3T
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira berbicara dalam webinar bertema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Wilayah 3T antara Harapan dan Kenyataan, Jakarta, Selasa (18/8/2020). (ANTARA/Katriana)
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menilai bahwa keterbatasan sinyal komunikasi menjadi kendala utama dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di daerah-daerah luar Pulau Jawa, terutama di daerah tertinggal, terdepan dan terluar atau 3T.

"Salah satu problema besar yang kita tahu, yaitu yang berkaitan dengan infrastruktur penghubung yang menghubungkan antara si pemberi, antara dosen dengan mahasiswa, antara guru dengan siswa, yaitu masalah sinyal," kata Andreas dalam webinar bertema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Wilayah 3T antara Harapan dan Kenyataan di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: PJJ selama COVID-19 di daerah 3T sudah darurat

Selain sinyal, katanya, proses pembelajaran jarak jauh di daerah 3T selama pandemi COVID-19 juga terkendala oleh masalah infrastruktur alat untuk mengakses PJJ tersebut, contohnya smartphone, yang dapat digunakan untuk menghubungkan pendidik dengan peserta didik.

Ia mengatakan bahwa sebelum masa pandemi saja daerah-daerah di luar Pulau Jawa atau daerah-daerah di luar kota-kota besar sudah mengalami kendala terkait dengan infrastruktur teknologi digital, terlebih lagi di daerah 3T.

Persoalan terkait sinyal atau alat untuk mengakses informasi itu akan semakin besar, terutama selama pandemi COVID-19 saat ini.

"Kita harus mengakui bahwa kita banyak kekurangan, apalagi ketika menghadapi situasi pandemi dimana tidak ada pilihan lain selain kita melakukan PJJ dengan keterbatasan-keterbatasan tadi, yang berkaitan dengan sinyal, berkaitan dengan infrastruktur smartphone dan kemampuan, baik guru maupun siswa dalam menggunakan teknologi digital ini," ujarnya.

Dengan demikian, terlihat jelas bahwa upaya para pendidik dan peserta didik di daerah 3T untuk memperoleh informasi pendidikan secara daring selama pandemi COVID-19 semakin sulit dibandingkan dengan daerah lainnya.

Baca juga: Pengamat ingatkan tantangan bangun infrastruktur di daerah 3T

Baca juga: Pakar: Jangan biarkan 3T bagai lingkaran setan tak berujung


"Jadi, kelihatan sekali ketika ini terjadi, justru yang kita alami dan harus kita akui bahwa terutama di daerah 3T, yang selama ini sudah kesulitan berkaitan dengan sinyal ini semakin ketinggalan," katanya.

Dari aspek pendidikan, Andreas mengatakan pembelajaran jarak jauh secara daring di daerah 3T tersebut semakin tertinggal karena keterbatasan sarana dan prasarana yang memungkinkan interaksi guru dan siswa selama PJJ.

"Dalam situasi normal saja mereka sudah kesulitan. Kalau kita bicara soal digitalisasi pendidikan, apalagi di dalam situasi pandemi ini, makin tertinggal lah daerah-daerah tersebut," kata dia lebih lanjut.

Baca juga: Pemerintah diminta tugaskan operator bangun infrastruktur di daerah 3T

Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020