"Salah satu problema besar yang kita tahu, yaitu yang berkaitan dengan infrastruktur penghubung yang menghubungkan antara si pemberi, antara dosen dengan mahasiswa, antara guru dengan siswa, yaitu masalah sinyal," kata Andreas dalam webinar bertema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Wilayah 3T antara Harapan dan Kenyataan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: PJJ selama COVID-19 di daerah 3T sudah darurat
Selain sinyal, katanya, proses pembelajaran jarak jauh di daerah 3T selama pandemi COVID-19 juga terkendala oleh masalah infrastruktur alat untuk mengakses PJJ tersebut, contohnya smartphone, yang dapat digunakan untuk menghubungkan pendidik dengan peserta didik.
Ia mengatakan bahwa sebelum masa pandemi saja daerah-daerah di luar Pulau Jawa atau daerah-daerah di luar kota-kota besar sudah mengalami kendala terkait dengan infrastruktur teknologi digital, terlebih lagi di daerah 3T.
Persoalan terkait sinyal atau alat untuk mengakses informasi itu akan semakin besar, terutama selama pandemi COVID-19 saat ini.
"Kita harus mengakui bahwa kita banyak kekurangan, apalagi ketika menghadapi situasi pandemi dimana tidak ada pilihan lain selain kita melakukan PJJ dengan keterbatasan-keterbatasan tadi, yang berkaitan dengan sinyal, berkaitan dengan infrastruktur smartphone dan kemampuan, baik guru maupun siswa dalam menggunakan teknologi digital ini," ujarnya.
Dengan demikian, terlihat jelas bahwa upaya para pendidik dan peserta didik di daerah 3T untuk memperoleh informasi pendidikan secara daring selama pandemi COVID-19 semakin sulit dibandingkan dengan daerah lainnya.
Baca juga: Pengamat ingatkan tantangan bangun infrastruktur di daerah 3T
Baca juga: Pakar: Jangan biarkan 3T bagai lingkaran setan tak berujung
"Jadi, kelihatan sekali ketika ini terjadi, justru yang kita alami dan harus kita akui bahwa terutama di daerah 3T, yang selama ini sudah kesulitan berkaitan dengan sinyal ini semakin ketinggalan," katanya.
Dari aspek pendidikan, Andreas mengatakan pembelajaran jarak jauh secara daring di daerah 3T tersebut semakin tertinggal karena keterbatasan sarana dan prasarana yang memungkinkan interaksi guru dan siswa selama PJJ.
"Dalam situasi normal saja mereka sudah kesulitan. Kalau kita bicara soal digitalisasi pendidikan, apalagi di dalam situasi pandemi ini, makin tertinggal lah daerah-daerah tersebut," kata dia lebih lanjut.
Baca juga: Pemerintah diminta tugaskan operator bangun infrastruktur di daerah 3T
Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020