• Beranda
  • Berita
  • Presiden Lebanon tolak dugaan Hezbollah dalang ledakan di Beirut

Presiden Lebanon tolak dugaan Hezbollah dalang ledakan di Beirut

18 Agustus 2020 21:24 WIB
Presiden Lebanon tolak dugaan Hezbollah dalang ledakan di Beirut
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Libanon Michel Aoun memakai masker pelindung saat mereka bertemu menyusul ledakan pada hari Selasa di area pelabuhan Beirut, di istana kepresidenan di Baabda, Libanon, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir/aww/cfo (REUTERS/MOHAMED AZAKIR)

Meskipun ledakan tampaknya disebabkan oleh kecelakaan, saya ingin menghindari tuduhan tidak mendengar seluruh pendapat yang disampaikan

Presiden Lebanon Michel Aoun menolak kemungkinan keterlibatan Hezbollah dalam ledakan lebih dari 2.000 ton amonium nitrat yang tersimpan di pelabuhan Kota Beirut bulan lalu.

Ia menyebut "mustahil" ledakan itu berasal dari tempat persediaan senjata Hezbollah. Namun, Presiden Aoun mengatakan pihaknya akan menyelidiki seluruh kemungkinan yang ada.

Otoritas di Lebanon masih menyelidiki penyebab ledakan amonium nitrat yang tersimpan tanpa prosedur aman di pelabuhan selama bertahun-tahun. Akibatnya, bahan berbahaya itu meledak pada 4 Agustus 2020 dan menyebabkan 178 orang tewas, 6.000 warga luka-luka, serta menghancurkan sebagian besar wilayah kota.

Aoun, pendukung Hezbollah, saat diwawancarai koran Italia Corriere della Sera, Selasa, mengatakan organisasi politik dan paramiliter itu tidak menyimpan senjata di pelabuhan. Ia kembali menegaskan pernyataan pimpinan Hezbollah awal bulan ini.

Baca juga: 8.000 bangunan hancur akibat ledakan dahsyat Beirut
Baca juga: Presiden dan PM Lebanon telah diperingatkan risiko ledakan sejak Juli


Hezbollah merupakan organisasi yang berpusat di Lebanon dan didukung oleh Iran.

"Mustahil, tetapi kejadian serius seperti ini memang membangkitkan imajinasi," kata Aooun saat diminta tanggapannya mengenai dugaan keterlibatan Hezbollah. Ia menambahkan dugaan itu tetap akan diselidiki oleh otoritas keamanan terkait.

Ketua Hezbollah Sayyed Hassan Nasrallah menyanggah seluruh tudingan yang menyebut pihaknya menyimpan senjata di pelabuhan Kota Beirut. Ia mengatakan Hezbollah akan menunggu hasil penyelidikan. Namun, jika ledakan itu disebabkan aksi sabotase Israel, negara itu akan "membayar harga yang setimpal".

Hezbollah telah berperang dengan Israel dan kelompok itu ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat. Walaupun demikian, Hezbollah punya cukup pengaruh di Pemerintah Lebanon.

Israel menyangkal dugaan keterlibatannya dalam ledakan 4 Agustus.

Aoun mengatakan penyelidikan masih berupaya mengetahui penyebab ledakan, yang kemungkinan terjadi karena kelalaian atau kecelakaan dari "faktor eksternal".

"Meskipun ledakan tampaknya disebabkan oleh kecelakaan, saya ingin menghindari tuduhan tidak mendengar seluruh pendapat yang disampaikan," kata Aoun.

Ia mengatakan banyak pihak mengklaim melihat pesawat terbang di atas pelabuhan sebelum ledakan terjadi. Meskipun pernyataan itu kurang kredibel, mereka harus tetap didengar, ujar Aoun.

Sumber: Reuters

Baca juga: FBI akan bantu penyelidikan ledakan Beirut
Baca juga: Menlu Jerman: Lebanon perlu perubahan setelah ledakan Beirut

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020