Wabah virus corona ancam ibu kota Korea Selatan

19 Agustus 2020 12:27 WIB
Wabah  virus corona ancam ibu kota Korea Selatan
Ratusan drone terbang dan dikendalikan secara bersamaan di atas sungai Han membentuk sejumlah konfigurasi yang menunjukkan pesan pola hidup sehat serta mendukung pemerintah mengambil langkah menghindari penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut di Seoul, Korea Selatan (4/7/2020). Foto diambil 4 Juli 2020. ANTARA/REUTERS/YONHAP NEWS AGENCY/aa.
Korea Selatan pada Rabu melaporkan kenaikan harian tertinggi kasus infeksi virus corona sejak awal Maret saat wabah COVID-19 di ibu kota Seoul tampak meningkat.

Sebanyak 297 kasus baru COVID-19 menandai hari keenam peningkatan kasus tiga digit berturut-turut di Korea Selatan yang sebelumnya telah berhasil menaklukkan beberapa wabah.

Kasus baru itu membuat total kasus COVID-19 Korea Selatan menjadi 16.058 dengan 306 kematian, kata pejabat kesehatan.

Baca juga: Kota di Korsel kembali perketat jarak sosial saat wabah melonjak
Baca juga: Korsel perpanjang masa pedoman sanitasi, pencegahan virus


Sebagian besar kasus baru COVID-19 muncul di Seoul dan sekitarnya. Hal itu meningkatkan kekhawatiran akan wabah yang lebih luas di wilayah metropolitan yang berpenduduk lebih dari 25 juta orang yang sejauh ini hanya mengalami klaster-klaster kecil COVID-19.

Pemerintah Korsel awal pekan ini memerintahkan penutupan klub malam, bar karaoke, tempat-tempat makan prasmanan, dan warnet. Pemerintah juga melarang semua pelayanan gereja secara langsung, dan membatasi pertemuan di dalam dan luar ruangan masing-masing tidak lebih dari 50 dan 100 orang.

Jika jumlah kasus baru COVID-19 terus meningkat atau berlanjut pada level saat ini, pemerintah kemungkinan akan memberlakukan aturan jaga jarak sosial tertinggi, di mana sekolah ditutup, berbagai bisnis disarankan untuk bekerja dari rumah, dan pertemuan dibatasi hingga 10 orang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Seoul punya halte bus khusus, pelindung dari hujan dan COVID-19
Baca juga: Korsel sebut kasus corona harian mungkin capai 100

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020