Sineas Garin Nugroho mengatakan, dengan teknologi yang terus berkembang dan mudah digunakan, membuat film pun bisa dilakukan dengan perangkat-perangkat yang dekat dengan kehidupan sehari-hari itu.
"Saat ini, kameramen sampai pemeran bahkan mengambil gambarnya pakai handphone sendiri, hal itu sudah terjadi, mengingat kualitas kamera (ponsel) semakin tinggi," kata Garin di sela-sela acara virtual ACFFEST KPK 2020, Rabu.
Baca juga: Kisah para pendiri Kaskus difilmkan
Baca juga: Ingin angkat isu sensitif lewat film? Ini tips Garin Nugroho
Lebih lanjut, Garin mengatakan, memproduksi film besar di masa pandemi memang cukup menantang, terutama dari segi anggaran, mengingat para kru dan pemeran harus terus dipantau kesehatannya seperti melakukan tes cepat (rapid test) secara berkala.
Namun, hal ini menimbulkan fenomena dan kebiasaan baru untuk membuat film, seperti mulai memaklumi komunikasi jarak jauh sebagai salah satu bagian proses syuting.
Sutradara muda Naya Anindita pun sependapat dengan pendapat Garin. Naya sendiri saat ini mulai melakukan proses praproduksi hingga reading pemeran secara jarak jauh melalui aplikasi telekonferensi seperti Zoom.
"Teknologi sudah semakin canggih. Untuk berkarya, batasannya cuma diri kita sendiri. Kita bisa Zoom meeting untuk melakukan briefing hingga reading, walaupun memang kurang ideal," kata Naya.
Selain itu, beberapa adaptasi juga dilakukan dalam proses produksi atau syuting. Misalnya pemberlakuan protokol kesehatan, pembatasan kru produksi, hingga pengambilan adegan secara mandiri oleh pemeran sendiri.
"Kita harus terus berjalan maju. Ini adalah salah satu platform untuk berkarya dan berpikir kritis lagi. Dan jangan takut untuk berkarya," kata Naya.
Baca juga: Enam film Indonesia ini tayang terbatas di laman Festival Film Locarno
Baca juga: Indiskop Film Festival 2020 perdana digelar secara online
Baca juga: Garin Nugroho gelar workshop di Galeri Indonesia Kaya
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020