penerapan protokol kesehatan ini bisa dilakukan secara ketat karena kami pun harus menjaga keamanan karyawan
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menegaskan komitmennya untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat, salah satunya tidak akan melayani tamu yang tidak patuh pada protokol kesehatan.
“Kami tidak semata-mata mengejar keuntungan saja, tetapi juga tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat untuk keamanan dan kenyamanan bersama,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Rabu.
Ia pun mencontohkan, ada sebuah hotel yang memutuskan menolak tamu karena tamu yang datang tidak mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan yaitu tidak mencuci tangan dan enggan memakai masker.
“Kedisiplinan wisatawan dan tamu menjadi sangat penting agar penerapan protokol kesehatan ini bisa dilakukan secara ketat karena kami pun harus menjaga keamanan karyawan,” katanya.
Menurut dia, jika protokol kesehatan tersebut tidak dijalankan secara ketat dan disiplin, maka berpotensi muncul klaster penularan dari hotel terlebih sejak pekan kemarin okupansi hotel di DIY mengalami peningkatan.
“Tentu hal ini tidak kami inginkan. Makanya, kami pun ketat. Di setiap hotel yang sudah beroperasi kembali, juga wajib memiliki Satgas COVID-19,” katanya.
Deddy mengatakan okupansi hotel di DIY mengalami kenaikan 10-20 persen pada libur panjang akhir pekan bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI. Rata-rata okupansi hotel bintang mencapai 60 persen, dan nonbintang 35 persen dari kamar yang dioperasionalkan.
“Pada libur panjang Tahun Baru Hijriah, diharapkan kembali mengalami kenaikan. Paling tidak sama seperti pekan lalu. Pekan lalu merupakan okupansi tertinggi selama pandemi,” katanya.
Selain cuci tangan, mengenakan masker, dan jaga jarak, protokol kesehatan yang wajib dilakukan adalah meminta tamu dari zona merah untuk membawa hasil PCR atau rapid test yang menunjukkan hasil negatif.
“Kami rutin melakukan update zona penularan COVID-19 sehingga bisa memastikan tamu tersebut berasal dari zona merah atau tidak,” kata Ketua Satgas COVID-19 PHRI DIY Herryadi Baiin.
Ia mengatakan PHRI DIY juga sudah bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta terkait penyusunan standar protokol kesehatan untuk jasa akomodasi pariwisata dan jaga boga.
Hingga saat ini, ia menambahkan belum semua hotel dan restoran yang menjadi anggota PHRI DIY kembali beroperasi, dan baru ada sebanyak 130 usaha yang beroperasi kembali.
PHRI DIY juga bekerja sama dengan Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta terkait penambahan fasilitas QR Code untuk pendataan tamu sehingga memudahkan proses tracing jika muncul klaster penularan virus corona. Saat ini, belum semua hotel memiliki QR code tersebut.
Baca juga: Hotel di DIY diminta tanyakan surat keterangan sehat wisatawan
Baca juga: Tamu didominasi warga DIY, okupansi hotel yogyakarta mulai naik
Baca juga: Hotel dan restoran Yogyakarta tetap pungut pajak ke konsumen
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020