"Kami menginginkan insan pencak silat, khususnya di wilayah Kota Madiun bisa menjaga harkat martabat pesilat, sehingga tidak ada masyarakat yang merasa takut atau terganggu dalam tradisi Suroan tahun ini," ujar Ketua IPSI Kota Madiun Tono Suharyanto dalam kegiatan deklarasi damai di Aula Pabrik Rejo Agung Baru, Rabu sore.
Baca juga: Belasan perguruan silat di Sidoarjo deklarasi damai jelang pilkada
Sebelumnya, imbauan bagi masing-masing anggota perguruan pencak silat juga sudah diberikan, yakni agar tidak menggelar kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, seperti, ziarah makam dan pengesahan anggota serta melarang anggota yang berasal dari luar kota masuk ke Kota Madiun.
"Masing-masing anggota perguruan pencak silat wajib mematuhi deklarasi damai, serta ikut menjaga keamanan dan ketertiban kota," kata dia.
Baca juga: UNESCO tetapkan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda
Sementara itu, Karo Ops Polda Jatim Kombes Pol Puji Santosa menuturkan bahwa Polda Jatim membantu pengamanan dalam perayaan tradisi Suroan di wilayah Kota Madiun. Selain itu, juga turut berpartisipasi dalam kegiatan pembagian masker untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penularan COVID-19.
"Mari kita saling menghormati, semua padepokan saling menjaga agar situasi dan kondisi kambtibmas di wilayah Kota Madiun tetap kondusif," katanya.
Baca juga: Indonesia ingin pencak silat masuk Olimpiade
Ia mengatakan, selama kegiatan Suroan, pihak Polres Madiun Kota akan melakukan pengamanan optimal dengan melibatkan sebanyak 1.265 personel gabungan dari beberapa unsur termasuk TNI dan sipil. Pengamanan Suro dilakukan terhitung mulai malam 1 Muharam, yakni Rabu, 19 Agustus 2020 hingga selesai.
Adapun sejumlah perguruan pencak silat yang terlibat dalam deklarasi damai tersebut di antaranya Perguruan Setia Hati Terate (PSHT), Perguruan Setia Hati Tunas Muda Winongo, Betako Merpati Putih, Ikatan Kera Sakti (IKS), Ki Ageng Pandan Alas, dan Tapak Suci.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020