Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengerahkan 8.000 personel di lima wilayah Kota Administratif Jakarta, sebagai pelaksana program "Grebek Lumpur" agar terhindar dari parahnya genangan air yang biasa terjadi setiap tahun.Tujuannya menambah kapasitas dan ketika hujan, daya tampungnya menjadi lebih besar
"Total sekitar 8.000 personel, karena di musim panas ini, kami terus melaksanakan kegiatan-kegiatan pengerukan lumpur di semua wilayah. Tujuannya menambah kapasitas dan ketika hujan, daya tampungnya menjadi lebih besar sehingga genangan air bisa dikurangi," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Juaini Yusuf, saat peninjauan pengerukan lumpur di Kali Adem, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu.
Juaini mengatakan program ini sendiri sudah berjalan sejak April 2020 dengan sasaran endapan lumpur yang ada di kali, waduk, saluran mikro dan makro yang ada di lima wilayah kota.
Lebih lanjut, Juaini mengatakan program Grebek Lumpur akan terus dilakukan sampai akhir tahun dengan sasaran 13 sungai di lima wilayah kota.
Ia memberikan contoh, pengerukan lumpur di Kali Ciliwung segmen Kampung Melayu sampai Jembatan Tongtek sepanjang 5,3 kilometer di Jakarta Timur. Kemudian pengerukan Kali Ciliwung di segmen Jembatan Tongtek sampai Pintu Air Mangarai sepanjang 2,7 kilometer di Jakarta Selatan.
Baca juga: Sudin SDA Jakpus menormalisasi tiga sungai besar antisipasi banjir
Selanjutnya, pengerukan di Kali Kanal Banjir Barat (KBB) segmen Pintu Air Karet sampai Jembatan Roxy sepanjang 13,9 kilometer di Jakarta Pusat. Lalu pengerukan di kali KBB segmen Jelambar sampai Season City sepanjang 1,5 kilomter di Jakarta Barat.
"Terakhir, pengerukan di Kali Adem segmen PIK (Pantai Indah Kapuk) sampai Muara Angke sepanjang 3,2 kilometer di Jakarta Utara," ujar Juaini.
Menurutnya, anggaran yang dikeluarkan untuk program Grebek Lumpur adalah sekitar Rp400 miliar dan seluruh anggaran tersebut telah dialokasikan di masing-masing Sudin SDA di lima wilayah kota.
"Pengerjaannya dilakukan melalui swa kelola di masing-masing Sudin berupa anggaran pemeliharaan. Jadi, alatnya pakai punya sendiri, operator dan BBM (bahan bakar minyak) kami adakan sendiri, kira-kira per wilayah anggarannya Rp80 miliar pada berbagai kegiatan seperti pembayaran upah bagi petugas jasa lainnya orang perorangan (PJLP), pembelian BBM, pemeliharaan pompa dan sebagainya," ucap Juaini.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Utara Adrian Mara Maulana, menambahkan, pihaknya telah mengeruk Kali Adem sejak dua pekan lalu. Untuk kali Adem di segmen PIK yang awalnya memiliki lebar 74 meter, akan dilebarkan menjadi 115 meter.
Baca juga: SDA DKI segera buat sistem penunjang informasi banjir
"Sekarang pengerukan baru 500 meter karena target pengerukan di Kali Adem segmen PIK itu panjangnya 3,2 kilometer," kata Adrian.
Selain mengembalikan lebar kali dari 74 meter menjadi 115 meter, pihaknya juga melakukan pengerukan kali. Harapannya, kapasitas untuk menampung air rob dari laut dan hujan bisa lebih besar.
"Kami kembalikan trase kali itu sesuai RDTR (Rencana Detil Tata Ruang), beserta kedalamannya. Tadinya jarak lumpur dengan permukaan air nggak sampai 20 sentimeter, sekarang kami perdalam menjadi tiga meter," ucapnya.
Baca juga: Banjir surut, Wali Kota Jakbar pimpin gerebek sampah dan lumpur
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020