• Beranda
  • Berita
  • Ini penyebab pengguna jasa perjalanan wisata di DIY masih landai

Ini penyebab pengguna jasa perjalanan wisata di DIY masih landai

19 Agustus 2020 21:45 WIB
Ini penyebab pengguna jasa perjalanan wisata di DIY masih landai
Dokumentasi - Wisatawan mengunjungi obyek wisata Pinus Pengger, di Terong, Dlingo. Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (6/1). Obyek Wisata Pinus Pengger yang berada di kawasan hutan pinus Mangunan tersebut merupakan destinasi favorit di Kabupaten Bantul. Hendra Nurdiyansyah/kye/pri.

Kebanyakan membawa mobil sendiri

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Derah Istimewa Yogyakarta menyebutkan pengguna jasa perjalanan wisata di wilayah setempat masih landai karena sebagian besar wisatawan memilih menggunakan kendaraan pribadi.

"Yang masuk ke Yogyakarta kebanyakan adalah grup-grup kecil atau grup keluarga yang terdiri empat sampai lima orang. Kebanyakan membawa mobil sendiri," kata Ketua Asita DIY Udhi Sudiyanto di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, akses menuju Yogyakarta yang dapat ditempuh dalam waktu lebih singkat melalui tol semakin membuat masyarakat memutuskan menggunakan kendaraan pribadi.

Menurut Udhi, selain membawa kendaraan sendiri wisatawan kategori rombongan kecil juga biasanya mampu mencari hotel atau penginapan secara mandiri.

"Sekarang banyak hotel sehingga mereka dengan mudah mendapatkan hotel sendiri," kata dia.

Biasanya, kata dia, biro perjalanan wisata anggota Asita DIY lebih banyak melayani grup besar. Namun demikian, sesuai protokol kesehatan serta aturan yang berlaku di DIY, rombongan dengan jumlah besar belum diperkenankan masuk.

"Kami juga benar-benar menerapkan anjuran pemerintah. Sesuai protokol kesehatan kapasitas wisatawan benar-benar 50 persen dari kapasitas mobil," kata dia.

Menurut dia, Asita DIY masih menggencarkan promosi destinasi wisata ruang terbuka untuk menarik kunjungan wisata saat tatanan normal baru diterapkan di DIY.

Menurut Udhi, di masa pandemi, destinasi wisata ruang terbuka cenderung lebih aman dikunjungi wisatawan karena protokol kesehatan lebih leluasa diterapkan sehingga risiko penularan COVID-19 lebih kecil.

Meski demikian, ia membebaskan biro perjalanan wisata anggota Asita DIY menentukan destinasi wisata mana saja yang akan disasar.

"Mereka bebas menentukan. Tentu kita diskusikan dengan seluruh anggota, kira-kira destinasi mana saja yang sudah siap secara prosedur kesehatan," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyebutkan puncak pengunjung yang datang ke DIY Minggu (16/08) hampir mencapai 49.000 wisatawan yang masuk mengunjungi DIY. Dari total wisatawan ini warga DIY masih mendominasi, disusul wisatawan Jateng, Jatim, Jabar dan DKI Jakarta.

Baca juga: Asita DIY gencar promosi destinasi wisata ruang terbuka
Baca juga: Asita DIY usulkan insentif penerbangan diberikan secara selektif


 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020