• Beranda
  • Berita
  • Indonesia sepakati pengaturan "travel corridor" dengan China

Indonesia sepakati pengaturan "travel corridor" dengan China

20 Agustus 2020 21:55 WIB
Indonesia sepakati pengaturan "travel corridor" dengan China
Tangkap Layar: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (kanan) Erick Thohir (kanan), lewat sesi jumpa pers virtual, menyampaikan hasil pertemuan bilateral dengan Pemerintah China di Kota Sanya, Hainan, Kamis (20/8/2020). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

Indonesia dan Tiongkok menyepakati essential business travel corridor arrangement, yang mengatur perjalanan bisnis esensial dan perjalanan kedinasan mendesak secara aman

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China pada Kamis menyepakati pengaturan akses perjalanan khusus (essential travel corridor arrangement) untuk keperluan dinas dan bisnis penting antara dua negara selama pandemi COVID-19, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Indonesia dan Tiongkok (nama lain China, red) menyepakati essential business travel corridor arrangement, yang mengatur perjalanan bisnis esensial dan perjalanan kedinasan mendesak secara aman," ujar Retno usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Pemerintah China di Kota Sanya, Hainan, China.

Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia diwakili oleh Menlu RI Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir. Sementara itu, delegasi China diketuai oleh Konselor Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

"(Travel corridor, red) dengan China yang kita luncurkan hari ini berlaku setelah segera diluncurkan," sebut Retno saat jumpa pers virtual, Kamis malam.

Pada kesempatan itu, ia menyebut kesepakatan travel corridor dengan China merupakan perjanjian ketiga yang diteken Pemerintah Indonesia dengan negara lain selama pandemi COVID-19.

"(Kesepakatan, red) pertama dengan Uni Emirat Arab (UAE) pada 29 Juli 2020, (kedua, red) dengan Korea Selatan berlaku mulai 17 Agustus 2020," tambah Retno.

Baca juga: Indonesia-Korsel sepakati "travel corridor" untuk perjalanan bisnis

Baca juga: RI-UAE sepakati "travel corridor" untuk perjalanan bisnis, diplomatik


Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar bulan lalu menyampaikan bahwa pembahasan mengenai pembukaan akses jalur perjalanan/travel corridor dengan negara lain masih mengutamakan kunjungan para pejabat negara asing, diplomat, dan pelaku bisnis sektor penting.

Dalam kesempatan yang sama, ia menegaskan kunjungan wisata belum menjadi prioritas untuk pembukaan travel corridor Indonesia dengan negara lain.

Selain dengan UAE, Korea Selatan, dan China, Indonesia juga mengusulkan adanya travel corridor untuk perjalanan bisnis penting dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN).

Usulan itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-36 yang diadakan secara virtual pada 26 Juni 2020.

Menurut Presiden Jokowi, travel corridor ASEAN dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi di kawasan yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.

Baca juga: Presiden Jokowi usung ASEAN Travel Corridor dalam KTT ASEAN

Baca juga: Wisatawan belum jadi prioritas "travel corridor" Indonesia

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020