"Targetnya adalah Indonesia bersih dari korupsi, cara atau metodenya, pertama, penindakan supaya takut untuk korup. Kedua, cegah supaya tidak bisa korup. Ketiga, pendidikan dan kampanye supaya sadar tidak mau korup," ucap Ghufron dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dikatakannya merespons kinerja KPK periode saat ini yang lebih mengedepankan pencegahan dibandingkan penindakan.
Baca juga: Wakil Ketua KPK: ACFFest 2020 ajang anak muda lawan korupsi
Ia menyatakan tiga metode tersebut akan dilaksanakan lembaganya secara seimbang tanpa ada yang diabaikan.
"Penindakan banyak yang ditangkap bukan berarti sukses, Indonesia bersih dari koruptor. Sebaliknya itu artinya koruptornya banyak, bisa jadi itu artinya pencegahannya tidak sukses," ujar Ghufron.
Ia pun menegaskan KPK adalah aparatur negara yang bertugas untuk mencegah dan memberantas korupsi.
"Bagaimanapun menangkap koruptor tidak akan mengembalikan kerugian negara secara 100 persen, mengamankan keuangan negara untuk tujuan-tujuannya, itu yang lebih kami targetkan," tuturnya.
Oleh karena itu, kata dia, target KPK saat ini mengembalikan kerugian keuangan negara dengan efektif dan efisien.
"Kami sekarang targetnya tidak parsial pada cegah atau penindakan saja melainkan ketiganya secara seimbang. Indikatornya bukan sekedar banyak atau jumlahnya koruptor yang ditangkap tetapi pada angka atau rupiah dari keuangan negara yang efektif dan efisien memenuhi rencana pembangunan nasional," kata Ghufron.
Baca juga: Nurul Ghufron: Pemberantasan korupsi dimulai dari proses pendidikan
Baca juga: Nurul Ghufron: Jangan rendahkan independensi KPK hanya soal gaji
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020