Pelaku bisnis fesyen tradisional di Kota Palembang menggelar pameran guna meningkatkan promosi dan menstimulus geliat pasar di periode adaptasi kebiasaan baru.pameran ini sebagai langkah transisi untuk meraba kembali pangsa pasar yang turun selama pandemi COVID -19
Staf Ahli Walikota bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Investasi Kota Palembang, Dr Letizia pada gelaran Tenun Songket dan Batik Nusantara 2020 di Palembang, Jumat, mengatakan pameran produk-produk IKM fesyen tradisional tersebut memang sudah perlu dimunculkan kembali meski situasi masih pandemi.
"Tentu saja gelaran atau pameran ini sebagai langkah transisi untuk meraba kembali pangsa pasar yang turun selama pandemi COVID -19 empat bulan terakhir," ujarnya usai membuka pameran.
Menurut dia, gelaran yang diikuti 18 merek IKM fesyen itu merupakan pameran bertema fesyen pertama pasca pembatasan sosial COVID-19 di Kota Palembang, dan pelaksanaannya sudah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 Palembang.
Ia meyakini lewat pameran yang diadakan selama 21 - 30 Agustus tersebut akan mendongkrak promosi dan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk batik, tenun serta songket. Sebab tenun, songket maupun batik sebagai mode fesyen tradisional masih menghadapi tantangan pemasaran yang kompleks bahkan sebelum adanya pandemi, sehingga langkah-langkah promosi saat ini perlu diupayakan lebih keras dan menyasar pasar yang lebih luas.
"Dalam era industri 4.0 sekarang para pelaku bisnis harus beradaptasi, terutama penggunaan teknologi digital," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian Kota Palembang, Novran, mendukung terselenggaranya pameran itu sebagai optimisme karena ada tiga pameran fesyen yang gagal terlaksana di Palembang pada 2020 akibat kondisi COVID-19.
"Pihak-pihak yang membuat pameran sudah mengkonfirmasi bahwa tidak bisa dilaksanakan tahun ini, padahal adanya pameran sangat berdampak pada peningkatan promosi produk IKM maupun UMKM," jelasnya.
Pihaknya memperkirakan terjadi penurunan omzet hingga 50 persen pada sektor IKM fesyen tradisional di Kota Palembang selama empat bulan terakhir, sehingga ia berharap pameran tersebut dapat meningkatkan omzet agar dampak negatif COVID-19 tidak semakin dalam.
Meskipun diakuinya daya beli masyarakat pada produk-produk IKM fesyen belum cukup baik, namun Pemkot Palembang tetap berupaya membantu para pelaku IKM dengan permodalan maupun bantuan alat.
Sementara penggagas Gelaran Tenun Songket dan Batik Nusantara 2020, Ahmad Faisal, mengatakan bahwa pameran tersebut adalah langkah transisi para pelaku bisnis fesyen tradisional untuk menahan penurunan omset.
"Rata-rata omset sudah turun 70 persen selama pandemi, maka itu saya ajak kawan-kawan sesama pelaku bisnis batik, tenun dan songket supaya muncul ke publik buat promosi sama-sama," ujarnya.
Faisal yang sudah puluhan tahun menjadi pelaku bisnis fesyen mengaku COVID -19 memang memberikan banyak dampak, tak hanya soal omzet melainkan juga perilaku pasar yang cenderung beralih ke platform digital.
"Sekarang orang maunya beli online dan harganya tidak mau mahal-mahal, jadi sementara ini kami ikut pasar dulu, misalnya sebelum pandemi satu baju songket harganya Rp500.000 maka sekarang kami jual Rp350.000," kata dia.
Baca juga: Tenun songket berusia ratusan tahun dari kerajaan Nusantara dipamerkan
Baca juga: Putra Putri Tenun Songket diajak promosikan warisan budaya Nusantara
Baca juga: Teten: 60-70 persen bahan baku tenun dan songket masih impor
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020