Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan bahwa sektor perumahan (properti) dapat menjadi salah satu leading sector dalam menopang pemulihan ekonomi nasional.Sektor properti dapat menjadi salah satu leading sector, karena memiliki multiplier effect yang besar dalam menggerakkan lebih dari 140 industri ikutan, seperti material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan lainnya, sehingga akan mem
"Sektor properti dapat menjadi salah satu leading sector, karena memiliki multiplier effect yang besar dalam menggerakkan lebih dari 140 industri ikutan, seperti material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan lainnya, sehingga akan mempengaruhi produktivitas masyarakat kita," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Riset sebut properti Jabodetabek masih bertahan di tengah tekanan
Selain itu Menteri PUPR juga meminta komunitas perumahan, baik bank kreditur, asosiasi pengembang, atau Lembaga Jasa Keuangan untuk tetap mengedepankan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
"Saya sangat gembira tadi disampaikan Bapak Dirut BTN bahwa permintaan (demand) sudah naik sejak Juli 2020, demikian pula pelayanan sudah semakin baik. Berarti kita semua sudah mulai mengubah channel dari yang rumit menjadi sederhana," kata Menteri Basuki.
Menteri PUPR sangat mendukung relaksasi regulasi dalam rangka peningkatan pelayanan, akan tetapi tidak dalam kualitas. Kendati demikian pihaknya juga harus ketat dalam hal kontrol kualitas rumah dan pengembang, karena menjadi bagian dari tanggung jawab Kementerian PUPR melindungi konsumen.
Baca juga: Konsultan properti: Pandemi, banyak perusahaan ubah model bisnis
Kementerian PUPR terus mendorong para pelaku sektor perumahan (properti) untuk menjadi salah satu leading sector dalam menopang pemulihan ekonomi nasional.
Kolaborasi Kementerian PUPR dengan berbagai entitas untuk relaksasi regulasi, perluasan skema pembiayaan dan penyediaan perumahan diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan sektor properti yang memiliki efek berganda (multiplier effect) yang besar pada sektor lain.
Kementerian PUPR sebagai regulator bertanggung jawab untuk melindungi konsumen dan memastikan kualitas rumah, khususnya rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pertumbuhan kredit perumahan rakyat juga harus dibarengi pelayanan lebih baik kepada masyarakat mulai dari sanitasi, air bersih, dan kualitas bangunannya.
Baca juga: Kementerian PUPR akan akad massal rumah subsidi di pameran virtual
Sementara itu Direktur Utama Bank Tabungan Negara Pahala Nugraha Mansury mengatakan selama pelonggaran masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pandemi COVID-19 permintaan perumahan bersubsidi naik 70 persen dan non subsidi naik 30 persen.
"Jadi kita bisa lihat tren positif sektor perumahan cukup baik. Kami berharap di saat perekonomian mendapat tantangan, pameran properti ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk kembali membeli rumah," kata Pahala.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020