"Teman-teman PK kecewa Pak MA memilih dirut PDAM usulan dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Padahal perolehan kursi di DPRD Surabaya, PKB dan Golkar sama-sama mendapat lima kursi. Begitu juga dengan PKS dan Gerindra," kata perwakilan 31 PK Golkar Surabaya Asrofi kepada ANTARA di Surabaya, Senin.
Menurut dia, 31 PK Golkar Surabaya legowo atau bisa menerima jika Machfud Arifin memilih wakilnya secara independen, bukan usulan dari partai koalisi pendukung MA.
Baca juga: Dirut PDAM Surabaya berhenti dari jabatannya maju Pilkada Surabaya
Baca juga: PDIP kembali tunda pengumuman pasangan cawali Kota Surabaya
Baca juga: Pilkada Surabaya, Putra Risma dan GAS aksi dukung Eri Cahyadi
Selama ini, lanjut dia, Golkar menunjukkan keseriusannya dengan menyosialisasikan MA melalui acara sambung rasa dengan berharapan partai ini diapresiasi.
"Apalagi usulan bacawawali dari Golkar yakni Gus Hans ( Zahrul Azhar Asumta) tidak diambil pak MA. Ini kami juga kecewa," kata Asrofi yang juga pengurus DPD Partai Golkar Surabaya ini.
Asrofi mengatakan semua PK berharap Gus Hans bisa mendampingi pak MA. Namun faktanya pak MA lebih memutuskan usulan PKB ini.
"Kita tidak berharap menurunkan semangat untuk memenangkan pak MA. Ini sekedar ungkapan kekecewaan saja," ujarnya.
Sementara itu, Dirut PDAM Surabaya Mujiaman mengucapkan terima kasih kepada partai politik bersama para tokoh yang mengusulkan namanya, khusunya PKB.
Ia menceritakan jauh-jauh hari PKB melalui ketua DPC PKB Surabaya Musyafak Rouf dan anggota DPRD Surabaya Mahfudz memintanya mendampingi Machfud Arifin.
"Namun saya kembalikan kepada pak MA (Machfud Arifin) selaku calon wali kota. Alhamdulillah Pak MA memilih saya," katanya.
Saat ditanya apakah semua parpol sudah setuju, Mujiaman mengatakan semua parpol setuju dirinya mendampingi Machfud Airifm di Pilkada Surabaya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020