Uji coba yang dilakukan untuk pengguna AS tersebut tampaknya merupakan langkah Facebook memperluas bisnis e-commerce dan mencoba menjadikan belanja sebagai tujuan di aplikasi utamanya, serupa dengan yang sudah dilakukan di dalam Instagram.
Selain uji coba dalam aplikasi, Facebook juga memperluas fitur baru yang diluncurkan awal tahun ini dan memungkinkan orang menjual produk di Facebook dan Instagram ke semua bisnis yang memenuhi persyaratan secara global.
Kehadiran tab fitur baru dalam aplikasi juga bersamaan dengan opsi penyesuaian terbaru, perpesanan dan masukkan untuk hasil kinerja penjualan.
Baca juga: Tips aman dan nyaman berinteraksi di sosial media
Baca juga: Facebook mulai integrasikan Instagram dan Messenger
Penjual akan dapat berkomunikasi dengan pelanggan mereka melalui Messenger, Instagram Direct dan juga WhatsApp.
Penjual juga dapat menggelar acara "Live Shopping" di mana mereka melakukan streaming langsung dan memamerkan produk yang dapat dibeli pelanggan secara langsung melalui streaming di Facebook atau Instagram.
Tidak hanya itu, fitur Checkout di Instagram, yang memungkinkan penyelesaian transaksi melalui aplikasi, kini juga diperluas ke semua penjual di AS yang memenuhi syarat.
Biaya transaksi akan dibebaskan hingga akhir tahun karena pandemi. Sementara itu, Facebook memperbarui persyaratan bagi penjual untuk memastikan bisnis mereka benar-benar ada dan menjual produk yang otentik.
Semua pembaruan dan perluasan produk menunjukkan keseriusan Facebook terhadap fitur belanja sebagai lini bisnis.
Pada 2019, CEO Facebook Mark Zuckerberg berharap fitur perdagangan dan pembayaran dapat menjadi masa depan perusahaan.
Baca juga: Facebook berencana memperluas layanan berita
Baca juga: Facebook matikan desain web lama bulan depan
Baca juga: Facebook uji coba format video bergaya TikTok
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020