Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengimbau agar pemerintah Indonesia segera melakukan sinkronisasi data dalam rangka mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.Rekomendasi kita bagaimana Indonesia punya data yang 'trusted' dan 'interoperated' dengan payment system
“Rekomendasi kita bagaimana Indonesia punya data yang trusted dan interoperated dengan payment system,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.
Mari menyatakan negara yang melakukan sinkronisasi data akan mampu menyalurkan bansos secara cepat dan sesuai target sehingga dapat meringankan beban masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
“Lesson learned dalam jalankan bansos adalah pentingnya data dan keberadaan digital ID yang link dengan sistem pembayaran. Indonesia sudah punya high covered ID system tapi masalahnya pada data,” katanya.
Mari mengatakan percepatan penyaluran bansos seperti BLT sangat dibutuhkan karena secara empiris itu merupakan cara terbaik untuk dapat menyentuh masyarakat terdampak COVID-19.
“Sebagian besar negara menggunakan instrumen BLT ini yang secara empiris adalah cara terbaik dan langsung untuk capai masyarakat dan amankan masyarakat yang income-nya tiba-tiba hilang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mari menekankan pengembangan teknologi dan perbaikan data tidak hanya dilakukan pada tingkat pemerintah pusat melainkan juga di level paling kecil seperti RT dan RW.
Menurutnya, hal itu tidak hanya dapat menunjang percepatan penyaluran bansos namun juga kebijakan-kebijakan lain yang hasilnya harus tepat sasaran.
“Kalau kita tidak ada data itu maka kita harus kreatif dan inovatif menggunakan data yang ada dan bisa dikembangkan sebagai sistem data yang bisa digunakan,” tegasnya.
Baca juga: Bank Dunia perkirakan 70 juta-120 juta orang jadi miskin akibat Corona
Baca juga: Ekonom UI: Pernyataan Bank Dunia sulit terwujud
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020