• Beranda
  • Berita
  • Bamsoet dorong generasi muda kembangkan sektor UMKM

Bamsoet dorong generasi muda kembangkan sektor UMKM

26 Agustus 2020 20:57 WIB
Bamsoet dorong generasi muda kembangkan sektor UMKM
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kiri) menjadi pembicara dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual kepada Badan Komunikasi Nasional Desa se-Indonesia (BKNDI), dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu (26/8/2020). ANTAR/Dokumentasi MPR

Walaupun berusaha di desa, pendapatan bisa melebihi kota, dan pasaran mendunia

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong kaum muda Indonesia, khususnya di pedesaan, terjun dalam berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena kontribusi sektor itu terhadap produk domestik bruto sangat besar, yakni 60 persen.

Dia menilai kemampuan UMKM menyerap tenaga kerja sangat signifikan yaitu mencapai 97 persen dari total tenaga kerja, namun kemampuan UMKM menembus pasar ekspor masih relatif kecil, hanya sebesar 14 persen.

"Di sinilah peran penting pemuda untuk berinovasi mendorong optimalisasi ekspor produk UMKM. Potensi pasar ekspor sangat besar, sekitar 7,4 miliar jiwa atau sekitar 28 kali lipat pasar domestik. Dengan demikian, walaupun berusaha di desa, pendapatan bisa melebihi kota, dan pasaran mendunia," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Hal itu dikatakan Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual kepada Badan Komunikasi Nasional Desa se-Indonesia (BKNDI), dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta.

Baca juga: MPR apresiasi pemerintah salurkan bantuan bagi UMKM

Dia menjelaskan seiring perkembangan zaman yang menghadirkan era digital, geliat perekonomian juga dipengaruhi penggunaan aplikasi teknologi.

Bamsoet mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pada 2019 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp17,2 triliun.

"Artinya, konsumen Indonesia sangat melek digital. Ironisnya, data terakhir yang dihimpun Kementerian Koperasi dan UKM pada 2018, jumlah UMKM yang mampu beradaptasi dan terhubung dengan ekosistem digital baru 13 persen, atau sekitar 8,3 juta dari 64,19 juta unit UMKM," ujarnya.

Menurut dia, karena pandemi COVID-19 dan ketidakmampuan terhubung digital, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pada akhir Desember 2020, sekitar separuh UMKM di Indonesia akan mengalami kebangkrutan.

Hal itu, menurut dia, menjadi pertanda bahwa menyelamatkan UMKM mutlak dilakukan untuk menjaga perekonomian nasional tidak collapsed.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini memaparkan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2020 akibat pandemi COVID-19, berbagai fasilitas untuk UMKM sudah diberikan pemerintah.

"Antara lain Rp34,15 triliun untuk subsidi bunga, Rp28,06 triliun untuk insentif pajak, dan Rp6 triliun untuk penjaminan kredit modal kerja baru. Bantuan tersebut dapat dimanfaatkan generasi muda untuk mengembangkan berbagai potensi usaha UMKM di 83.931 wilayah administrasi setingkat desa," katanya.

Politisi Partai Golkar itu juga mencontohkan mengembangkan program yang pernah dicetuskan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengenai program pengembangan potensi desa menjadi dewa (desa wisata agro), dewi (desa wisata industri), dan dedi (desa digital).

Menurut dia sawah, gunung, laut, dan bentangan keindahan alam lainnya, bisa dimanfaatkan setiap desa untuk mengembangkan dewa, dewi, dan dedi.

Hal itu, menurut dia, akan memberikan efek luar biasa dalam menyerap tenaga kerja dan mendatangkan pemasukan bagi masyarakat sekitar pedesaan.

Baca juga: Ketua MPR desak pemerintah berikan pendampingan ekstra ke UMKM
Baca juga: Pasarkan produk, MPR harapkan UMKM manfaatkan sistem daring

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020