Sugeng (27), warga Desa Baning Pantai Kota Sintang, kepada ANTARA melalui telepon genggamnya di Sintang, Minggu, mengatakan genangan air melanda daerah rendah Kota Sintang, seperti pesisir Sungai Kapuas dan kawasan Pasar Sungai Durian sejak tiga hari terakhir.
Ia mengatakan akibat tingginya genangan air di kawasan Pasar Sungai Durian itu membuat para pedagang menjadi kesulitan dalam melakukan aktifitas, bahkan ada yang menutup tokonya.
"Dari pengamatan saya ketinggian luapan air Sungai Kapuas dan Sungai Melawi kali ini meningkat hingga 15 centimeter," katanya.
Ia mengatakan tingginya luapan air dari kedua sungai itu karena dorongan air dari hulu sungai sehingga meluap di kawasan-kawasan rendah kota itu.
"Kejadian meluapnya air Sungai Kapuas dan Melawi hampir setiap tahun terjadi sehingga masyakat sudah tidak heran lagi," ujarnya.
Ia mempekirakan banjir akan berlangsung hingga akhir Januari karena wilayah itu memasuki musim hujan.
Banjir terparah melanda Kota Singtang dan sekitarnya dua tahun lalu, saat itu hampir 80 persen permukiman warga pinggiran Sungai Kapuas tenggelam hingga bagian atap rumah.
Sebelumnya, luapan air dari Sungai Kapuas dan Sungai Melawi juga memutuskan jalur transportasi yang menghubungkan lima kecamatan, yaitu Binjai Hilir dan Hulu, Ketungau Hulu, Ketungau Tengah dan Ketungau Hilir, sepanjang 45 kilometer.
Akibatnya, puluhan truk pengangkut CPO (crude palm oil) tidak bisa melewati jalan itu karena ketinggian air mencapai 100 centimeter sehingga terjebak di Dermaga Kodim 1205 Sintang sambil menunggu air surut.(*)
Pewarta: luki
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010