• Beranda
  • Berita
  • Studi: Konsumen punya daya tawar tinggi pada pasar properti

Studi: Konsumen punya daya tawar tinggi pada pasar properti

27 Agustus 2020 13:40 WIB
Studi: Konsumen punya daya tawar tinggi pada pasar properti
Ilustrasi - Deretan perumahan. Dokumentasi Kementerian PUPR
Hasil studi Indonesia Property Market Index – Harga yang dirilis Rumah.com menunjukkan kondisi pasar properti nasional pada masa normal baru dalam kondisi buyers market selama kuartal kedua tahun ini.

"Memasuki fase kenormalan baru, penyedia suplai properti melakukan koreksi harga untuk menjaga daya tarik properti di mata konsumen. Karena itu, kuartal kedua masih menjadi buyer’s market, di mana konsumen memiliki daya tawar yang lebih tinggi," ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, Rumah.com Indonesia Property Market Index – Harga atau RIPMI-H pada kuartal kedua 2020 berada pada angka 110,6 atau turun 1,7 persen.

Baca juga: Konsultan properti: Pandemi, banyak perusahaan ubah model bisnis

Secara tahunan (year-on-year/YoY), RIPMI-H kuartal kedua 2020 mengalami kenaikan sebesar 2,3 persen. Namun, besarnya kenaikan ini masih di bawah rata-rata kenaikan per kuartal sejak 2018, di mana tercatat sebesar 5 persen.

Indeks harga rumah tapak tercatat sebesar 114,9 pada kuartal kedua 2020 atau turun sebesar 0,7 persen, namun secara tahunan masih menunjukkan kenaikan sebesar 3 persen. Kenaikan rata-rata secara tahunan untuk rumah tapak sebelumnya adalah 6 persen.

Berbeda dengan rumah tapak, indeks harga apartemen tercatat pada 116,5 atau naik tipis sebesar 1,5 persen secara tahunan. Angka kenaikan tahunan pada kuartal kedua 2020 ini masih lebih kecil dibandingkan rata-rata kenaikan apartemen secara tahunan yakni sebesar 5 persen.

Baca juga: YLKI: Properti paling banyak diadukan konsumen setelah jasa keuangan

Tren pertumbuhan RIPMI-H kuartalan dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan di sejumlah wilayah penyuplai besar, seperti Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Sementara itu, DKI Jakarta terlihat lebih resisten.

Indeks harga properti pada kuartal kedua 2020 di Banten tercatat sebesar 105,6 atau turun sebesar 1,8 persen. Penurunan juga dialami Jawa Timur, yakni sebesar 1,11 persen atau berada pada indeks 91,5. Sedangkan Jawa Barat berada pada indeks 117,1 atau tercatat turun 0,9 persen.

Berbeda dengan sejumlah provinsi di atas, DKI Jakarta justru menunjukkan tren positif. Indeks harga properti DKI Jakarta berada pada angka 112,1 atau naik sebesar 1,8 persen.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020