"Dari keseluruhan pasangan calon dan wakil calon kepala daerah, maka kerja sama tertinggi dilakukan dengan Partai Golkar sebanyak 46 daerah, PKB 37 daerah, PAN pimpinan Pak Zulhas dan sahabat saya Pak Eddy (Eddy Soeparno Sekjen PAN, red) itu 34 daerah, Gerindra 33 daerah, Partai Demokrat 32 daerah, PPP 19 daerah, dan PKS 13 daerah," kata Hasto dalam konferensi pers usai pengumuman pasangan calon kepala daerah PDIP gelombang IV, di Jakarta, Jumat.
Bagi PDIP, lanjut Hasto, gambaran kerja sama dengan sejumlah partai politik itu sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia dibentuk.
Baca juga: PDIP akhirnya usung mantan Wakapolda di Pilkada Kaltara
Baca juga: PDIP resmi rekomendasikan Soerya-Iman untuk Pilgub Kepri 2020
Baca juga: PDIP belum umumkan calon kepala daerah untuk Pilkada Surabaya
Baca juga: PDIP umumkan empat Cagub-Cawagub dan 58 Cakada tingkat II
Yakni mulai dari era Muhammadiyah dan NU dibentuk, lalu kelahiran Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang adalah embrio PDIP, era Orde Baru, hingga saat ini.
"Sehingga pemahaman sejarah bagi PDI Perjuangan juga tidak pernah berubah. Meskipun demikian, sesuai dengan fungsi utama partai, maka partai selalu mengedepankan proses kaderisasi yang berlangsung secara sistemik," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hasto menyebutkan ada sebanyak 200-an lebih kader partainya yang maju di Pilkada Serentak 2020, baik sebagai calon gubernur, wakil gubernur, hingga wali kota dan bupati.
"Di tingkat kabuputen/kota, calon bupati atau wali kota yang berasal dari kader sendiri itu sebanyak 131 orang, calon wabup dan wawalkot 97. Di tingkat provinsi dari yang sudah diumumkan, calon gubernur ada dua yang dari kader, dan calon wakil gubernur ada 3 orang. Ini juga menunjukkan proses kadersisasi berjalan dengan sistemik," kata Hasto.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020