Emas berjangka melonjak lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), sehari setelah aksi jual tajam, karena dolar AS melemah dan Federal Reserve AS mengisyaratkan strategi suku bunga rendah yang berkepanjangan.Pergeseran kebijakan Fed kemungkinan besar akan menyalakan kembali 'perdagangan inflasi', yang secara historis bullish untuk aset-aset keras (seperti emas)
Pada Jumat (28/8) kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melambung 42,3 dolar AS atau 2,19 persen menjadi ditutup pada 1.974,90 dolar AS per ounce.
Emas berjangka jatuh 19,9 dolar AS atau 1,02 persen menjadi 1.932,60 dolar AS pada Kamis (27/8) setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS naik menyusul pidato Ketua Fed Jerome Powell tentang strategi kebijakan bank sentral AS.
Pada Rabu (26/8), emas berjangka melonjak 29,4 dolar AS atau 1,53 persen menjadi 1.952,5 dolar AS, setelah merosot 16,1 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.923,10 dolar AS pada Selasa (26/8) dan turun 7,8 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.939,2 dolar AS pada Senin (24/8).
"Aksi jual yang cukup besar dalam greenback telah menopang emas," kata David Madden, analis pasar di CMC Markets Inggris.
"The Fed mengatakan dapat membiarkan inflasi berjalan di atas target dua persen untuk beberapa waktu tampaknya mereka akan menjaga kebijakan moneter mereka sangat longgar, yang akan membantu emas."
Dolar jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dan berada di jalur untuk membukukan persentase penurunan mingguan terbesar sejak akhir Juli.
Powell mengatakan pada Kamis (27/8) bahwa bank sentral akan mengadopsi target inflasi rata-rata, yang berarti suku bunga kemungkinan akan tetap rendah meskipun inflasi naik sedikit di waktu mendatang.
Di sisi lain, bank-bank sentral global dan pemerintah-pemerintah telah memompa stimulus besar-besaran ke pasar untuk menopang ekonomi mereka yang rusak akibat virus corona, membantu emas meningkat lebih dari 28 persen sejauh tahun ini.
"Pergeseran kebijakan Fed kemungkinan besar akan menyalakan kembali 'perdagangan inflasi', yang secara historis bullish untuk aset-aset keras (seperti emas)," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.
Suku bunga rendah cenderung mendukung emas, yang juga merupakan lindung nilai terhadap inflasi dan depresiasi mata uang.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 59,2 sen atau 2,18 persen menjadi ditutup pada 27,79 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 11,9 dolar AS atau 1,28 persen menjadi menetap pada 940 dolar AS per ounce.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020