• Beranda
  • Berita
  • Wall Street naik, indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi

Wall Street naik, indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi

29 Agustus 2020 08:03 WIB
Wall Street naik, indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi
Sejumlah pialang bekerja di lantai Bursa Efek New York (NYSE), Wall Street, Amerika Serikat, (19/3/2020). ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/aa.
Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan saham-saham teknologi mendorong indeks S&P 500 ke rekor penutupan tertinggi keenam sejak mengkonfirmasi pasar bullish pada 18 Agustus dan hampir menyelesaikan apa yang tampaknya menjadi Agustus terbaik dalam 34 tahun.

Indeks Nasdaq juga menetapkan penutupan tertinggi sepanjang masa dan blue-chips Dow sekarang berada di wilayah positif sepanjang tahun ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 161,6 poin atau 0,57 persen menjadi ditutup di 28.653,87 poin. Indeks S&P 500 bertambah 23,46 poin atau 0,67 persen menjadi berakhir di 3.508,01 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 70,30 poin atau 0,60 persen menjadi 11.695,63 poin.

Saham-saham energi mengakhiri sesi dengan persentase kenaikan terbesar di antara sektor-sektor utama S&P, terangkat 1,9 persen setelah Badai Laura melewati wilayah Teluk tanpa menyebabkan kerusakan yang meluas dan rig minyak serta kilang memulai kembali operasinya.

Ketiga indeks saham utama AS mengakhiri pekan lebih tinggi dari penutupan Jumat lalu (21/8), menandai kenaikan mingguan kelima berturut-turut untuk S&P dan Nasdaq.

"Saham-saham teknologi telah mendorong banyak pemulihan tahun ini, tetapi kami melihat ekspansi luas, yang membantu indeks seperti Dow Jones Industrial Average," kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York.

Saham-saham memperpanjang kenaikan mereka setelah seorang pembantu utama Presiden Donald Trump mengatakan presiden bersedia menandatangani RUU bantuan virus corona senilai 1,3 triliun dolar AS, empat minggu setelah tunjangan pengangguran darurat untuk jutaan orang Amerika berakhir.

Data ekonomi yang dirilis sebelum bel menunjukkan konsumen Amerika, yang menyumbang sekitar 70 persen dari ekonomi AS, meningkatkan pengeluaran mereka lebih dari yang diperkirakan pada Juli, tetapi tingkat tabungan, barometer ketidakpastian konsumen, tetap meningkat jauh di atas tingkat pra-pandemi.

Indeks inti pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang tidak termasuk makanan dan energi, naik pada tingkat 1,3 persen tahun-ke-tahun. Pada Kamis (27/8), Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell meluncurkan strategi moneter baru yang mengadopsi target inflasi tahunan rata-rata dua persen, yang menyiratkan bank sentral dapat mempertahankan suku bunga utama mendekati nol meskipun inflasi naik di atas targetnya.

"Penerimaan baru (The Fed) atas inflasi yang lebih tinggi menunjukkan pemulihan dapat berlanjut lebih lama lagi, seperti halnya suku bunga mendekati nol," tambah Carter.

United Airlines dan Coca-Cola Co masing-masing melonjak 3,1 persen dan 3,3 persen, karena mereka bersiap untuk upaya-upaya pemotongan biaya termasuk merumahkan karyawan dan pengunduran diri sukarela.

Tetapi perusahaan-perusahaan teknologi terus mendapatkan keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang beralih ke model kerja dari rumah.

Perusahaan perangkat lunak bisnis Workday Inc melonjak 12,6 persen setelah menaikkan perkiraan langganan tahunannya dan Dell Technologies Inc terangkat 6,1 persen setelah laba kuartalannya melampaui perkiraan.

Walmart Inc mengumumkan bergabung dengan Microsoft Corp dalam penawarannya untuk membeli aset TikTok AS dari pemilik China, ByteDance. Saham Walmart dan Microsoft masing-masing menguat 2,7 persen dan 1,0 persen.

Nutanix Inc melesat 29,2 persen setelah penyedia layanan cloud mengalahkan ekspektasi pendapatan dan Bain Capital menginvestasikan sekitar 750 juta dolar AS di perusahaan tersebut.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020