"Kami melakukan segalanya untuk menghindari penguncian lanjutan dan khususnya penguncian nasional," kata Macron kepada awak media. "Kami cukup paham untuk mengetahui bahwa tidak ada yang bisa dikesampingkan. Namun kami melakukan apa pun untuk mencegah itu."
Jumlah infeksi COVID-19 di Prancis melonjak lebih tinggi dalam beberapa pekan belakangan, terutama di kalangan kaum muda, meski jumlah pasien yang menerima perawatan di rumah sakit stabil.
Ditanya bagaimana pemerintah harus mendorong rumah tangga agar menganggarkan 100 miliar euro (sekitar Rp1.730 triliun) dalam tabungan mereka,
Ketika ditanya bagaimana pemerintah mendorong masyarakat membelanjakan tabungan mereka, yang keseluruhan jumlahnya mencapai 100 miliar euro (sekitar Rp1.730 triliun), Macron mengatakan para konsumen sedang menahan diri karena penyebaran virus yang terus berlanjut, ketakutan akan pengangguran, dan kekhawatiran soal kenaikan pajak.
"Apa yang musti kita lakukan adalah membuat masyarakat kembali bekerja," kata presiden.
Sumber: Reuters
Baca juga: Paris, Marseille diumumkan sebagai zona berisiko tinggi COVID-19
Baca juga: Prancis berniat bantu UKM dengan dana sebesar Rp52,65 triliun
Baca juga: Prancis akan balas aturan Inggris soal karantina
Kemacetan lalu lintas sepanjang 760 km landa Prancis
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020