Petenis Amerika Serikat berusia 38 tahun itu terkunci di 23 gelar Slam sejak menjuarai Australia Open pada Januari 2017.
Sejak itu dia selalu nyaris menyamai rekor tunggal Margaret Court pada final Wimbledon 2018 dan US Open 2019. Dia bertekad untuk tidak menyerah.
"Sudah pasti saya tak pernah puas. Itu sudah menjadi cerita dalam karir saya," kata Williams kepada wartawan, Sabtu waktu setempat, di Flushing Meadows, di mana dia merebut gelar tunggal putri Grand Slam pertamanya 21 tahun silam.
Baca juga: Serena : kilau US Open tak berkurang meski banyak petenis top mundur
"Sepertinya saya tidak akan pernah terpuaskan sampai saya pensiun. Saya tak mau berhenti sampai saya pensiun," sambung dia seperti dikutip Reuters.
Namun Williams belakangan ini mengalami kesulitan dengan dipaksa bermain tiga set dalam lima pertandingan sejak WTA-Tour dilanjutkan setelah jeda lima bulan akibat COVID-19.
Baca juga: Serena kalah oleh Sakkari di Western and Southern Open
Dia tersisih pada perempat final Top Seed Open sebelum terlempar dari 16 besar Western & Southern Open pekan ini. Namun dia menegaskan tidak lelah.
Akibat lockdown yang diakibatkan wabah virus corona, US Open tidak akan menjadi Grand Slam terakhir pada 2020. Prancis Terbuka atau French Open yang biasanya mulai akhir Mei dimundurkan ke akhir September nanti.
"Ini bahkan bukan lagi Slam terakhir, paling tidak untuk tahun ini. Saya sungguh tak tahu bagaimana perasaannya," tutup Williams.
Baca juga: Serena siap tampil di US Open, USTA janjikan keamanan pemain
Baca juga: Masa "lockdown" diharapkan bantu Serena Williams raih gelar Grand Slam
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020