Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menegaskan ulama memiliki peran yang sangat besar dan penting dalam mencegah penyebaran paham radikal terorisme.
“Peran ulama sangat besar sekali, karena ulama ini sehari-hari bertemu dengan umat dan kalangan pondok pesantren dengan para santri. Sehingga ulama ini memiliki peran yang begitu besar dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan terhadap para santrinya mengenai bahaya paham radikal terorisme tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis Minggu.
Kepala BNPT menyampaikan hal itu dalam silaturahim kebangsaan dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme yang berlangsung di Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (29/8) siang.
Baca juga: BNPT: Komunikasi dengan ulama cegah paham terorisme pada generasi muda
Silaturahim tersebut dihadiri di antaranya Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta KH Abdul Rozaq Shofawi, KH Abdul Mu'id Ahmad dan KH M Dian Nafi MPd selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad Windan Sukoharjo.
Lebih lanjut Kepala BNPT mengungkapkan bahwa dengan adanya edukasi yang diberikan ulama tersebut tentunya masyarakat pada umumnya dan para santri dapat waspada terhadap adanya ajakan-ajakan yang menyesatkan seperti radikal terorisme yang membahayakan keutuhan bangsa.
“Dengan adanya kerja sama ini setidaknya dari ulama terutama para ustadz yang ada di kalangan pondok pesantren ini bisa terus mengingatkan kepada generasi muda dari waktu ke waktu, terutama mereka yang menjalankan pendidikan di lingkungan pondok pesantren ini,” ujarnya.
Kepala BNPT dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan perkembangan aktivitas terorisme terkini termasuk keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini terjebak di pengungsian Suriah akibat propaganda yang dilakukan kelompok radikal yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga: BNPT : Penanggulangan terorisme berbasis pembangunan kesejahteraan
Hal tersebut tentunya dapat dijadikan pembelajaran bagi ulama dan santri agar tidak mudah terpengaruh terhadap propaganda yang terus dilancarkan kelompok radikal terorisme utamanya melalui media sosial.
Kepada para santri dan jajaran pesantren Al Muayyad, Kepala BNPT kembali mengingatkan mengenai kedudukan Pancasila dalam berkehidupan serta pedoman dalam menghadapi radikalisme di dunia maya maupun secara langsung.
Dalam kesempatan tersebut KH Muhammad Dian Nafi MPd yang mewakili pihak Pesantren Al Muayyad mengatakan kunjungan Kepala BNPT ini sangat penting.
"Menurut saya pertemuan serupa ini penting sekali dan tentunya harus terus menerus dilakukan, karena untuk kesekian kalinya masyarakat pesantren perlu mengukuhkan komitmen untuk menjaga kemaslahatan NKRI," ujar KH Muhammad Dian Nafi.
Sebelumnya Kepala BNPT dan rombongan juga menyempatkan melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Quraniy Azzayadiy Surakarta yang berada di bawah pimpinan KH Abdul Karim.
Baca juga: BNPT: Penanggulangan terorisme harus terintegrasi antarlembaga
Pagi harinya Kepala BNPT juga melakukan kunjungan ke Yayasan Gema Salam Surakarta yang dipimpin mantan narapidana terorisme Bom Bali 1 Joko Tri Harmanto alias Jack Harun. Yayasan Gema Salam merupakan wadah bagi mantan napiter di Jawa Tengah yang didukung oleh Bapas Surakarta dan Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), serta menjadi mitra program Deradikalisasi BNPT.
Dalam kunjungan ini Kepala BNPT beserta jajaran menyempatkan sarapan bersama di warung Soto Bang Jack milik pimpinan Yayasan Gema Salam beserta anggota yayasan. Meninjau langsung Yayasan Gema Salam, Kepala BNPT menilai kegiatan dari yayasan bermanfaat di bidang sosial-ekonomi.
“Kunjungan Kepala BNPT ini tentunya bisa menjadi support (dukungan) dan semangat bagi kami untuk terus menyebarkan perdamaian di Jawa Tengah dan Indonesia,” ujar Jack Harun.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020