Sumbar bentuk 30 objek wisata adaptif COVID-19

30 Agustus 2020 19:53 WIB
Sumbar bentuk 30 objek wisata adaptif COVID-19
Warga menikmati panorama dari puncak Bukit Gado-gado, di Padang, Sumatera Barat, Minggu (28/6/2020). Puncak bukit Gado-gado yang biasa dijadikan arena aerosport tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata dengan panorama pantai Air Manis, Teluk Bayur dan Samudera Hindia. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Objek wisata ini menerapkan protokol kesehatan secara tegas dan ketat

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) telah membentuk 30 objek wisata adaptif COVID-19 yang menerapkan protokol kesehatan secara tegas dan ketat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Objek wisata ini menerapkan protokol kesehatan secara tegas dan ketat, dan telah disepakati bersama oleh pemerintah daerah atau dinas pariwisata terkait," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial, di Padang, Minggu.

Ia memaparkan 30 objek wisata adaptif COVID-19 berada di 18 kabupaten atau kota di provinsi setempat.

Dengan rincian yaitu Kebun Binatang dan Panorama (Bukittinggi), Pantai Air Manis (Padang), Pantai Gandoriah, Pantai Kata, Angso Duo (Pariaman), PDIKM (Padangpanjang), Museum Goedang Ransoem, Taman Satwa Kandi (Sawahlunto), Pulau belibis, Agro Wisata Sawah Solok, Agro Wisata Payo (Solok), Ngalau Indah (Payakumbuh).



Baca juga: Sumbar jaga optimisme wisata di tengah pandemi corona

Baca juga: Bappenas sebut COVID-19 dorong pariwisata berbasis kualitas


Baca juga: Jabar perketat pengawasan penerapan protokol kesehatan di objek wisata

Kemudian Kawasan Mandeh, Pantai Carocok (Pesisir Selatan), Istano Basa Pagaruyung (Tanah Datar), Lembah Harau, Kapalo banda (Limapuluh Kota), Alahan Panjang Resort, Desa Wisata Tabek, Kampung Jawi-jawi, Pemandian Aia Angek Bukit Kili (Kabupaten Solok), Linggai Park (Agam), kolam renang, geopark informatio center (Sijunjung).

Lalu Desa Wisata Pantai Mapadegat (Mentawai), kawasan kebun teh liki (Solok Selatan), Pantai Sasak (Pasaman Barat), Bukit Burung Surga (Dharmasraya), LA Rafting (Padangpariaman).

Ia menjelaskan puluhan tempat wisata tersebut merupakan tempat wisata yang dikelola oleh Perusda atau pihak ketiga.

"Para pengunjung yang tidak mengikuti protokol kesehatan seperti tidak menggunakan masker, tidak bisa masuk. Jarak antar pengunjung di dalam objek wisata pun diatur," katanya.

Selain itu, lanjutnya, operasional objek wisata tersebut disesuaikan dengan waktu kerja layanan kesehatan.

Pemprov Sumbar juga mengklaim pariwisata di daerah setempat terus menggeliat sejak berlakunya masa normal baru (new normal) hingga akhir Agustus saat ini.

"Pariwisata di Sumbar terus menggeliat, mulai dari kunjungan destinasi wisata, tingkat hunian hotel, dan beroperasinya rumah makan dan tempat hiburan," kata Novrial.

Ia mengatakan dari sisi kunjungan destinasi wisata, sejumlah objek wisata andalan di Sumbar mulai ramai dikunjungi seperti Pantai Padang, Pantai Air Manis, Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Bukittinggi, Pariaman, dan lainnya.

Pihaknya bersama pemerintah kabupaten atau kota lain terus berupaya mendongkrak kembali sektor pariwisata di daerah setempat, dengan catatan tetap memperhatikan pandemi COVID-19 yang sedang terjadi.

Beberapa langkah yang  dilakukan Dinas Pariwisata Sumbar adalah menggencarkan promosi berbasis virtual lewat media sosial dalam upaya mengenalkan sekaligus menjaga citra destinasi wisata agar tetap diingat masyarakat.


Baca juga: Dibuka lagi, objek wisata Benteng Marlborough dan rumah Bung Karno

Baca juga: Asita DIY gencar promosi destinasi wisata ruang terbuka

Baca juga: Cegah COVID-19, objek wisata di Mataram-NTB dipasok tandon air

 

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020