• Beranda
  • Berita
  • Muhyiddin: Malaysia rugi Rp8,4 triliun per hari selama PKP

Muhyiddin: Malaysia rugi Rp8,4 triliun per hari selama PKP

30 Agustus 2020 22:26 WIB
Muhyiddin: Malaysia rugi Rp8,4 triliun per hari selama PKP
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin.
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin mengatakan Malaysia mengalami kerugian RM2,4 miliar atau Rp8,4 triliun semasa pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan (MCO) dalam membendung COVID-19.

"Sepanjang tempo Perintah Kawalan Pergerakan dilaksanakan, saya diberi tahu oleh Gubernur Bank Negara, Malaysia kerugian RM2.4 bilion atau Rp8,4 triliun sehari dan ekonomi negara ini akan runtuh jika sektor-sektor ekonomi tidak dibuka kembali dengan kadar segera," kata Tan Sri Muhyiddin Yassin dalam pidato khusus menyambut HUT Ke-63 Kemerdekaan Malaysia, Minggu.

Muhyiddin amat risau dengan keadaan tersebut. Jika tidak ditangani dengan baik, banyak yang akan kehilangan pekerjaan dan mata pencarian.

"Dampaknya amat buruk kepada saudara/saudari sekalian," katanya.

Baca juga: Menteri Perladangan Malaysia didenda Rp3,5 juta, langgar karantina

Baca juga: Malaysia penjarakan pria India pelanggar perintah karantina COVID-19


Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah memutuskan untuk membuka kembali sektor-sektor ekonomi negara secara bertahap.

Di samping itu, untuk membantu memulihkan ekonomi, pemerintah melaksanakan Pelan Jana Semula Ekonomi Negara atau Penjana yang berjumlah RM35 miliar.

"Alhamdulillah, hari ini sektor-sektor ekonomi negara ini telah mulai membaik dengan lebih 15 juta pekerja telah kembali bekerja. Kadar pengangguran mengalami tren pengurangan dari 5,3 persen pada bulan Mei 2020 menjadi 4,9 persen pada bulan Juni," katanya.

Ia menyadari banyak sektor ekonomi yang terdampak parah akibat pandemik COVID-19 dan akan mengambil sedikit waktu untuk pulih sepenuhnya.

"Saya yakin tren pemulihan ekonomi berlanjut ekonomi negara ini akan pulih lebih cepat," katanya.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020