Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny Lukito mengingatkan pentingnya dukungan kemitraan regulator farmasi Indonesia dan Uni Emirat Arab dalam pengembangan vaksin COVID-19.kerja sama BPOM dan Kemkes UEA untuk memastikan akses cepat atas vaksin
"Dialog dan kerja sama antara BPOM dan Kemkes UEA akan sangat bermanfaat untuk memastikan akses yang cepat atas vaksin tersebut melalui proses regulatori yang terarah dan sejalan dengan standar internasional," kata Penny kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan dua negara memiliki komitmen kerja sama mengawal proses regulasi di bidang obat dan vaksin serta kerja sama untuk pengembangan industri farmasi di kedua negara.
Khusus untuk pengembangan vaksin COVID-19, kata dia, terdapat peluang menggunakan sarana produksi Bio Farma dari Indonesia dalam rangka menyediakan kapasitas produksi komersial yang besar.
Baca juga: BPOM: Ada gap kritis obat COVID-19 Unair
Baca juga: BPOM periksa validitas riset obat COVID-19 Unair
Saat ini, kata dia, di UEA sedang dalam taraf pembangunan industri vaksin. Pemerintah UEA mengharapkan adanya kerja sama yang saling menguntungkan dengan Indonesia untuk mengawal ketersediaan vaksin yang aman, berkualitas dan efektif di kedua negara.
Sebelumnya, Kepala Regulator Pengawasan Obat UEA Amin Hussain Al Amiri mengapresiasi Indonesia yang berkomitmen mendukung kolaborasi pengembangan COVID-19 .
Amin mengakui potensi serta kapasitas industri farmasi dan vaksin Indonesia yang tergolong kuat di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Adapun secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 28 Agustus 2020 menyebut terdapat 33 kandidat vaksin COVID-19 yang sudah masuk tahap uji klinik dan 143 kandidat vaksin yang masih dalam tahap uji praklinik di seluruh dunia.
Baca juga: Luhut: Indonesia-UEA akan kerja sama produksi satu juta vaksin/tahun
Baca juga: Lawan COVID-19, UAE berkomitmen perkuat kerja sama internasional
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020