Dikutip dari laman Cnet, Bloomberg dan The New York Times, intelijen federal Amerika Serikat sedang mencari keterlibatan pemuda lainnya dalam kasus peretasan tersebut.
FBI dikabarkan mengeluarkan surat perintah penggeledahan terhadap seorang remaja lainnya.
Baca juga: Remaja peretas Twitter mengaku tidak bersalah
Baca juga: Remaja 17 tahun dituduh otak peretasan Twitter
Bloomberg dikabarkan sempat berbicara dengan seorang remaja sebelum surat penggeledahan terbit, namun, sang remaja membantah terlibat.
Bloomberg dan The New York Time merahasiakan identitas remaja tersebut karena masih berada di bawah umur, yakni 16 tahun.
Juru bicara FBI menyatakan penyelidikan masih berlangsung dan belum ada informasi terbaru yang bisa dirilis ke publik.
Juli lalu, Graham Ivan Clark, asal Florida, yang baru berusia 17 tahun dituduh sebagai dalang peretasan tersebut.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat juga mengenakan tuduhkan pada Mason Sheppard (19) asal Inggris Raya dan Nima Fazeli (22) dari Florida, terlibat dalam kasus tersebut.
Para peretas memperdaya beberapa karyawan Twitter lewat phishing di ponsel untuk mendapatkan akses masuk ke sistem internal platform tersebut.
Setelah mengambil alih sejumlah akun terverifikasi, termasuk diantaranya Elon Musk, Barack Obama dan Bill Gates, peretas mencuit meminta pengikut akun tersebut untuk mengirimkan sejumlah uang dalam bentuk Bitcoin, yang akan dibalas dalam jumlah dua kali lipat.
Baca juga: Peretasan Twitter bermula dari serangan ponsel
Baca juga: Ribuan pegawai Twitter punya kontrol ke sistem internal
Baca juga: Twitter diretas, hacker diduga akses sistem internal
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020