Produsen baja nasional PT Gunung Raja Paksi (GRP) Tbk tetap melakukan ekspansi bisnis di tengah kondisi perekonomian global yang menurun dampak pandemi COVID-19.Kami harus terus melakukan investasi digital, ekspansi perluasan kapasitas pabrik, dan merekrut para profesional
Komisaris PT GRP Tbk Kimin Tanoto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis menyatakan saat ini justru merupakan waktu yang baik untuk melakukan perbaikan kinerja perusahaan dan investasi bisnis.
"Sebagai perusahaan terbuka, kami harus terus melakukan investasi digital, ekspansi perluasan kapasitas pabrik dan merekrut para profesional," ujarnya saat menjadi narasumber dalam seminar online PwC NextGen Club Indonesia bertemakan "Preparing for a stronger business in the new norm - your role as NextGen".
Baca juga: Pelaku industri baja sambut Kemenperin perbanyak SNI wajib
Menurut dia, tekat untuk terus melakukan ekspansi bisnis maupun investasi digitalisasi perusahaan tersebut sebagai salah satu realisasi kebijakan transformasi manajemen yang telah dilakukan sebelum COVID-19.
Pada kesempatan itu, Kimin juga menyebutkan anak perusahaan Gunung Steel Group tersebut beberapa waktu lalu melakukan ekspor struktur baja (structural steel) ke Vancouver, Kanada.
"Sebagai bangsa Indonesia, kami sangat bangga bisa berkontribusi membantu negara untuk melakukan ekspor ke Kanada dan membantu neraca perdagangan kita," ujarnya.
Ekspor ke Kanada, lanjutnya, membuktikan perusahaan tidak berhenti mencari peluang bisnis di saat kondisi ekonomi yang sulit. Ketika pasar dalam negeri sedang lesu akibat tertundanya beberapa proyek infrastruktur dan pembangunan, produsen baja tersebut terus membidik pasar manca negara.
Dia menambahkan, ekspor ke Kanada dilakukan untuk menyuplai salah satu proyek pergudangan di kawasan Riverbend, dengan nilai proyeknya mencapai Rp69 miliar atau setara 4,7 juta dolar AS.
Sementara itu, terkait upaya transformasi manajemen, produsen baja tersebut menunjuk Pricewaterhouse Coopers (PwC) untuk melakukan perbaikan atas proses bisnis perusahaan guna meningkatkan daya saing serta akuntabilitas perusahaan.
Menurut Risk Assurance Partner PwC Yuliana Sudjonno, dalam waktu kurang lebih sembilan bulan hingga saat ini menitikberatkan pada implementasi pengendalian internal pada perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam menjalankan bisnis.
"Proses bisnis akan semakin efisien dengan menghilangkan non value added activities dan meningkatkan penggunaan teknologi serta pemanfaatan data yang lebih baik guna melakukan analisis dan membuat keputusan bisnis," ujarnya.
Baca juga: Impor baja dengan SNI palsu rugikan industri nasional
Baca juga: PT GRP ekspor baja ke Kanada senilai Rp69 miliar
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020