Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan mengatakan, agar terhindar dari jurang resesi, pemerintah harus mengelola konsumsi rumah tangga selama pandemi dengan memaksimalkan program-program stimulus.Kalau pemerintah bisa mengelola konsumsi rumah tangga selama pandemi, sebetulnya kita masih bisa tumbuh positif
Menurut Abdul, konsumsi rumah tangga masih merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi yakni sebesar 57 persen. Namun, pada kuartal II 2020, konsumsi rumah tangga turun 5,51 persen sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi 5,32 persen.
"Kalau pemerintah bisa mengelola konsumsi rumah tangga selama pandemi, sebetulnya kita masih bisa tumbuh positif," katanya dalam webinar bertajuk "Mengukur Dampak Stimulus Ekonomi Terhadap Kegiatan Ekspor Impor Di Masa Pandemi COVID-19" di Jakarta, Kamis.
Abdul menyayangkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) belum terlaksana dengan maksimal. Ia juga menyoroti salah satu program, yakni stimulus korporasi yang belum terlaksana hingga 15 Agustus 2020.
Ia juga mengkritisi program relaksasi kredit bagi pelaku UMKM yang ternyata masih banyak dimanfaatkan non-UMKM. Begitu pula dengan persyaratan kredit yang rumit.
"Sebetulnya, program ini bagus agar UMKM bisa bergerak. Tapi ternyata, pada saat ingin melakukan realisasi, UMKM ini harus punya syarat-syarat yang lebih besar seperti data NPWP. Kalau tidak ada, tidak bisa realisasi kredit," katanya.
Abdul menambahkan masalah birokrasi dalam realisasi program PEN juga harus segera dibereskan. Menurut dia, lambatnya realisasi program itu akan mempengaruhi upaya pemulihan krisis akibat pandemi COVID-19.
"Kita ingin cepat pulih dari krisis tapi kalau begini cara kerjanya sulit. Di sisi lain, program PEN ini tidak terlaksana dengan baik padahal sudah mencetak utang yang cukup besar," katanya.
Baca juga: Kemenkeu paparkan 3 strategi pemerintah terhindar dari resesi
Baca juga: Satgas PEN: Pencairan dana program stimulus ekonomi cukup besar
Baca juga: Subsidi gaji Rp2,4 juta tahap pertama disalurkan melalui 4 bank BUMN
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020