"Penyumbang darah terbanyak memang dari tiga instansi tersebut. Mulai dari April hingga sekarang," kata dr Linda saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Biasanya pasokan darah juga diperoleh dari komunitas-komunitas yang rutin mendonorkan darahnya. Namun, sejak pandemi terjadi penurunan cukup signifikan.
Kemudian termasuk pula para pekerja di kantor-kantor yang secara berkala melakukan donor darah di sejumlah unit donor darah PMI.
Baca juga: PMI-TNI lakukan donor darah peringati hari jadi
Baca juga: Wagub DKI ajak masyarakat tak takut donor darah di tengah pandemi
"Sekarang mereka yang bekerja di kantor itu jarang melakukan donor darah karena adanya PSBB," katanya.
Bahkan, ada juga kelompok, komunitas dan individu yang awalnya telah mengagendakan donor darah, namun membatalkannya dengan alasan khawatir terpapar COVID-19.
Oleh karena itu, PMI di bawah komando Jusuf Kalla melalukan strategi "jemput bola" dengan mengajak TNI, Polri hingga ASN agar mau mendonorkan darah mereka.
Secara umum, hingga kini ketersediaan darah secara nasional dan beberapa provinsi lainnya masih kekurangan terutama di ibu kota hingga 50 persen.
"Kekurangan secara nasional 20 hingga 30 persen. Tapi DKI Jakarta kekurangannya cukup tinggi karena kebutuhan darah juga tinggi," ujarnya.
Untuk menyiasati kekurangan tersebut, PMI menerapkan sistem bantuan darah dari provinsi lain yang memiliki pasokan cukup atau berlebih.*
Baca juga: Stok darah di PMI Medan menipis selama pandemi COVID-19
Baca juga: PMI Surakarta siapkan bantuan darah dukung Beirut
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020