"UT sebagai PTN yang menyelenggarakan pengajaran jarak jauh (PJJ), hendaknya menjadi contoh dan sinergi bagi perguruan tinggi tradisional lainnya untuk mengakselerasi penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran," ujar Nadiem pada acara puncak Dies Natalis UT ke-36 di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan sejak 1984 hingga beberapa saat lalu, UT merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan sepenuhnya melalui PJJ.
UT dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah bertransformasi dengan pesat mengikuti perkembangan teknologi untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring sepenuhnya.
Baca juga: UT ditarget tingkatkan APK pendidikan tinggi menjadi 50 persen
Baca juga: Rektor UT: PJJ tidak menyenangkan karena terjadi salah kaprah
"Mulai dari penerimaan mahasiswa baru, proses pembelajaran hingga ujian. UT juga telah memberikan akses Kepada seluruh masyarakat Indonesia dari kota hingga ke pelosok Tanah Air. Termasuk daerah tertinggal, terdepan, terluar yang belum terjangkau oleh kampus lain," kata Nadiem.
Bahkan UT juga memberikan layanan pendidikan kepada warga Indonesia di 42 negara antara lain di Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Hongkong, Arab Saudi dan Taiwan. Selama 36 tahun perjalanannya, UT telah menghasilkan sebanyak 1,7 juta lulusan.
"Ini merupakan prestasi yang luar biasa, suatu jumlah yang sulit ditandingi oleh perguruan tinggi lainnya di Indonesia bahkan di dunia," kata dia.
Mendikbud mengapresiasi dan penghargaan atas kinerja UT dalam memberikan layanan pendidikan tinggi berbiaya terjangkau bagi masyarakat.
"Saya juga mengapresiasi UT dalam menjaga mutu pendidikan baik melalui akreditasi di dalam negeri maupun secara aktif mengikuti pengawasan eksternal dari International Council for Open and Distance Education, yang merupakan kiblat penjaminan mutu pendidikan pendidikan jarak jauh."
Nadiem juga menambahkan pandemi COVID-19 telah membawa transformasi dahsyat akan kehadiran teknologi dalam pendidikan. Hal itu merupakan sesuatu yang harus diikuti bersama.
Rektor UT, Prof Ojat Darojat, mengatakan menginjak usia 36 tahun UT semakin matang melangkah dalam pengembangan PJJ, sekaligus pelopor dala penyelenggaraan pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) di Tanah Air.
Ojat mengatakan UT telah menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
"Bencana pandemi COVID-19 telah mengubah dunia termasuk Indonesia dan mempengaruhi sendi kehidupan dan seluruh sektor. Termasuk pada sektor pendidikan. Namun demikian, proses pendidikan tidak boleh berhenti. pendidikan anak bangsa tidak boleh berhenti, berbagai upaya dilakukan agar tetap berjalan. Di sisi lain, penerapan protokol kesehatan juga terus terus dilakukan," kata Ojat.
Selama pelaksanaan PJJ, UT membantu perguruan tinggi lain dengan menyediakan sistem manajemen pembelajaran hingga bahan ajar digital yang dapat diakses seluruh mahasiswa dan dosen.
"Dalam kondisi tidak siap, semua pihak menyadari pembelajaran daring merupakan keniscayaan yang harus dilakukan. Bagi UT pembelajaran daring bukan hal yang baru, UT sudah terbiasa melakukan," kata Ojat lagi.*
Baca juga: Wapres harap UT sempurnakan kualitas pendidikan
Baca juga: Wapres dorong UT dapat tingkatkan APK pendidikan tinggi
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020