"Meski Covid-19 sangat menyakitkan bagi semua orang, tapi ini juga jadi berkah buat kami karena kami jadi bisa banyak melakukan reformasi di negara ini," katanya di hadapan investor dan perwakilan pemerintah Australia, di Jakarta, Jumat.
Sejumlah reformasi itu di antaranya di bidang kesehatan hingga energi. Luhut pun kerap mengatakan reformasi karena kondisi pandemi, misalnya, Indonesia yang tadinya sangat bergantung pada impor kini mulai mendorong kemandirian untuk bisa memasok sendiri kebutuhan farmasi dalam negeri.
Baca juga: Luhut: Pandemi jadi cambuk kembangkan industri dalam negeri
"Jadi, saya rasa, setelah Covid-19, kami percaya vaksin ini sudah bisa mulai kita suntikkan ke masyarakat akhir tahun ini, itu akan membuat Indonesia lebih baik tahun depan," katanya.
Luhut pun mendorong investor Australia untuk segera merealisasikan investasinya. Jumat pagi ini ia menandatangani akta kesepakatan dengan perusahaan industri bijih besi asal Australia Fortescue Metals Group (FMG) untuk mengembangkan energi terbarukan guna mendukung industri hijau.
Investor dari negeri kangguru itu akan berinvestasi dalam pembangunan 60 GW pembangkit listrik tenaga air dan 25 GW energi terbarukan dari tenaga panas bumi di Tanah Air.
"Bukan soal penandatangannya, tapi kami ingin melihat eksekusinya secepatnya," imbuhnya.
Baca juga: Ngobrol dengan WB, Luhut cerita Indonesia dinilai lebih mudah pulih
Menurut Luhut, Indonesia dan Australia memiliki potensi mineral dan energi terbarukan sehingga bisa berkolaborasi dan menjadi pemain kunci dalam industri hijau dan energi terbarukan di kancah global.
Mantan Menko Polhukam itu menambahkan, kolaborasi menjadi hal yang penting dilakukan di masa sulit seperti pandemi Covid-19 saat ini. Ia meyakini kesepakatan tersebut mendorong pembangunan berkelanjutan yang menggabungkan ekonomi pembangunan, kemajuan sosial, dan perlindungan lingkungan.
"Kesepakatan ini juga memperkuat kebijakan Presiden Joko Widodo untuk mempertemukan langkah-langkah pemulihan ekonomi sebagai bahan utama perjuangan kami melawan pandemi," katanya.
Selain penandatanganan akta kesepakatan, ditandatangani pula Surat Pernyataan Minat (Letter of Intent/LoI) antara kedua pihak untuk mengurangi kebocoran sampah plastik ke perairan Indonesia. Penandatangan LoI dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Maritim dan Investasi Nani Hendiarti dan Andrew Forrest.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020