• Beranda
  • Berita
  • Indonesia perlu banyak wirausaha pertanian untuk swasembada pangan

Indonesia perlu banyak wirausaha pertanian untuk swasembada pangan

4 September 2020 15:19 WIB
Indonesia perlu banyak wirausaha pertanian untuk swasembada pangan
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi. ANTARA/HO-BPPSDMP

Negara kita pernah mendapatkan penghargaan dari FAO karena mampu mengubah status dari negara impor menjadi negara yang mampu swasembada pangan. Dan itu terjadi karena dilakukan peningkatan SDM pertanian, yaitu petani dan penyuluh

Indonesia memerlukan lebih banyak wirausaha di bidang pertanian termasuk petani dan penyuluh yang terlibat langsung dalam pengembangan sektor pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan.

“Negara kita pernah mendapatkan penghargaan dari FAO karena mampu mengubah status dari negara impor menjadi negara yang mampu swasembada pangan. Dan itu terjadi karena dilakukan peningkatan SDM pertanian, yaitu petani dan penyuluh,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, Jumat.


Oleh karena itu, pihaknya bertekad meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia termasuk mencetak wirausaha-wirausaha muda di sektor pertanian.

Salah satu yang dilakukan di antaranya BPP Sidomulyo yang ada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan.

“Wilayah ini sangat potensial pertaniannya sehingga masyarakat harus diajak untuk membangun pertanian di daerah Sidomulyo. Caranya, melalui pemberdayaan sumberdaya manusia atau SDM pertanian,” katanya.

Dedi menegaskan, kebangkitan pertanian pertanian harus diawali dari kebangkitan SDM, khususnya petani dan penyuluh.

Ia menambahkan, jika penyuluh diberdayakan dan petani juga diberdayakan, maka produktivitas pertanian akan meningkat.

“Di masa lalu, penyuluh punya peran penting atas penggunaan pupuk oleh petani. Karena dulu petani tidak mau pakai pupuk. Artinya telah terjadi transformasi. Dan itulah adalah salah satu hasil karya penyuluh,” katanya.

Dedi mengatakan, pembangunan dan kesuksesan pertanian harus diawali dari pembangunan SDM. Untuk itu ia mengajak semua pihak di Sidomulyo untuk sama-sama membangkitkan penyuluh.

“Selain SDM, kita bangkitkan juga BPP, kita berdayakan BPP, termasuk di Sidomulyo. Apalagi produksi pertanian di Sidomulyo ini bagus, 7 ton/ha. Daerah yang produksinya tinggi pasti karena penyuluhnya semangat, petaninya semangat,” katanya.

Untuk memaksimalkan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kementan juga siap melengkapi dengan sarana dan prasarana seperti IT.

“Kita berdayakan IT di BPP, lengkap dengan komputer dan internet. IT penting, karena Indonesia sangat luas. Dan yang bisa mempersatukan Indonesia dari jarak yang luas itu adalah IT,” katanya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, seluruh BPP di Tanah Air akan ditransformasikan menjadi Kostratani.

“Yang artinya fungsi dari BPP akan kita maksimalkan. Seperti sebagai pusat data dan informasi. Sebagai tempat konsultasi dan belajar para petani,” kata Mentan.


Baca juga: Kaum milenial diajak jadi wirausaha pertanian

Baca juga: Model pelatihan kostratani diharapkan cetak banyak wirausaha pertanian

Baca juga: Indonesia butuh wirausaha pertanian pulihkan ekonomi nasional

Baca juga: Kostratani diharapkan lahirkan lebih banyak wirausaha baru pertanian


 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020