PT Waskita Karya (Persero) Tbk optimis program divestasi ruas tol yang dimilikinya akan berjalan dengan lancar guna mendukung kinerja emiten konstruksi berkode saham WSKT itu di tengah pandemi Covid-19.Kami targetkan finalisasi transaksi di September atau Oktober tahun ini
Director of Finance PT Waskita Karya (Persero) Tbk Taufik Hendra Kusuma dalam keterangan di Jakarta, Minggu, menjelaskan apabila seluruh program divestasi tol tahun ini berjalan lancar, perseroan diperkirakan akan dapat mengurangi utang sekitar Rp20 triliun hingga Rp21 triliun.
"Transaksi divestasi ruas tol itu membutuhkan waktu. Prosesnya bisa mencapai lebih dari enam bulan karena investor harus melakukan due diligence dan ada persyaratan governance yang harus dipenuhi. Namun kami optimis program divestasi ini akan berhasil sehingga kinerja tahun depan akan lebih baik," katanya.
Pada 31 Agustus 2020, anak perusahaan Waskita Karya di bidang jalan tol yaitu PT Waskita Toll Road (WTR) telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) untuk pelepasan 30 persen kepemilikan pada ruas Bekasi-Cawang-Kampung Melayu dengan nilai transaksi sebesar Rp550 miliar.
"Kami targetkan finalisasi transaksi di September atau Oktober tahun ini," ujarnya.
Baca juga: Waskita Karya Infrastruktur kantongi tiga sertifikat ISO
Baca juga: Waskita Karya sudah bangun 1.300 km jalan tol di Indonesia
Taufik menuturkan, berdasarkan laporan keuangan 30 Juni 2020 yang dipublikasikan, Waskita Karya mencatatkan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp8,04 triliun.
Meski mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pendapatan usaha tersebut merupakan yang tertinggi apabila dibandingkan dengan tiga emiten BUMN konstruksi lainnya.
"Dari sisi operasional, Waskita membuktikan tetap dapat mempertahankan profitabilitas di tengah pandemi," katanya.
Emiten yang melantai di Bursa sejak Desember 2012 itu juga mencatatkan Laba Sebelum Beban Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) sebesar Rp1,2 triliun.
Kendati meraih pendapatan usaha tertinggi dan EBITDA positif, BUMN konstruksi itu juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,1 triliun. Taufik menjelaskan bahwa kerugian tersebut lebih disebabkan beban bunga investasi jalan tol yang besar.
"Siklus bisnis jalan tol itu memang di awal masa operasi akan mencatatkan loss (rugi), karena Lalu Lintas Harian Rata-Ratanya (LHR) masih rendah dan bunga pinjaman mulai dibebankan. Selain upaya peningkatan realisasi LHR, strategi divestasi ruas tol yang sudah beroperasi kepada investor merupakan upaya yang sedang dilakukan agar beban keuangan menurun," imbuhnya.
Waskita Karya memegang kepemilikan atas 16 ruas jalan tol dengan total investasi Rp150 triliun dan saat ini dalam proses divestasi beberapa ruas tol kepada investor, antara lain ruas Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Cibitung-Cilincing, serta ruas Trans Jawa yaitu Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang.
Baca juga: Waskita Karya raih kontrak baru Rp8,13 triliun per Juni 2020
Baca juga: Dirut: Waskita Karya perlu suntikan dana, akan ajukan PMN
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020