"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku," kata Rahmat dalam keterangan BMKG yang diterima di Jakarta pada Minggu.
Menurut Rahmat, gempa yang terjadi pada pukul 07.21 WIB itu memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Baca juga: Gempa magnitudo 5,9 guncang Halmahera Barat
Sebelumnya, gempa magnitudo 6,0 terjadi 121 kilometer barat laut dari Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 59 kilometer. Gempa tektonik itu terjadi di koordinat 1,78 lintang utara dan 126,64 bujur timur.
Hasil pantauan BMKG sampai dengan pukul 07.47 WIB menunjukkan belum ada aktivitas gempa susulan dan hasil permodelan memperlihatkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
Guncangannya sendiri dirasakan di Ternate, Tidore, Sofifi, Halmahera Barat, dan Halmahera Utara dalam skala III-IV MMI yaitu bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Bitung di Sulawesi Utara juga merasakannya dengan skala II-III MMI atau getaran terasa nyata dalam rumah seakan dilewati truk.
Selain itu, Manado, Siau dan Tahuna juga ikut merasakan getaran dalam skala II MMI atau dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Baca juga: Gempa magnitudo 6,3 melanda Vanuatu
Menurut pantauan BMKG sampai berita ini diturunkan belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Namun, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Warga di daerah terdampak juga diminta menghindari bangunan yang retak dan memastikan tempat tinggal tahan gempa serta tidak mengalami kerusakan sebelum masuk kembali ke dalam rumah.
Baca juga: Gempa magnitudo 6,2 guncang Chile
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020