Populernya lagu tersebut bisa dilihat dari jumlah penjualan kaset saat itu yang mencapai angka hingga dua juta kopi.
"Sebelumnya lagu ini merupakan sebuah karya terbaik dari Harry Toos. Butuh beberapa hari untuk mendalami lirik dan nada dari aransemen sebelumnya. Dengan beberapa perubahan, akhirnya lagu ini menjadi cocok dengan karakter saya dalam bernyanyi," tutur Segara dalam siaran resmi, Minggu.
Setelah itu, dia memperdengarkannya kepada produser Irwan Simanjuntak.
Baca juga: Musisi lintas generasi luncurkan album religi "Demi Masa"
Baca juga: Adera siapkan album kedua
"Kemudian kami melakukan workshop. Lalu Opung (Irwan) mengisi lagu ini dengan seluruh instrumen yang diperlukan, selanjutnya kami aransemen dan mengisi vokalnya."
Menurut Segara, konsep video lagu ini bercerita tentang seseorang yang baru merasa kehilangan saat ditinggalkan.
“Awalnya semua terasa biasa-biasa saja. Aktivitas keseharian berjalan normal. Namun setelah seseorang tersebut hilang, dunia terasa berbeda, semua terasa temaram,” ucap solois yang identik dengan topi ikoniknya ini.
Dia menambahkan, "Hati Selembut Salju" dapat menginspirasi pendengar untuk lebih percaya terhadap makna kesetiaan.
"Dalam kondisi apapun, akan ada seseorang yang selalu menunggu dan menerima kita apa adanya. Bisa saja orang itu adalah kekasih, keluarga, bahkan teman. Maka jangan pernah ragu untuk membuka hati dan jangan biarkan mereka yang setia padamu, menunggu terlalu lama."
"Hati Selembut Salju" dari Segara sudah bisa didengarkan di platform digital sejak 4 September 2020.
Baca juga: 51 tokoh terima Anugerah Kebudayaan Kemendikbud
Baca juga: Ebiet G. Ade gelar konser musikalisasi puisi
Baca juga: Lagu Ebiet jadi backsound video Asian Games
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020