• Beranda
  • Berita
  • Australia perpanjang perlindungan kebangkrutan hingga akhir 2020

Australia perpanjang perlindungan kebangkrutan hingga akhir 2020

7 September 2020 12:26 WIB
Australia perpanjang perlindungan kebangkrutan hingga akhir 2020
Dokumentasi - Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg saat berbicara dengan awak media dalam konferensi pers di Melbourne, Australia, Jumat (28/9/2018). ANTARA/AAP/David Crosling/via REUTERS/am.

Ketika ekonomi mulai pulih, sangat penting bahwa bisnis yang tertekan memiliki fleksibilitas yang diperlukan untuk merestrukturisasi atau menghentikan operasi mereka secara tertib

Australia akan memperpanjang aturan perlindungan kebangkrutan dan kebangkrutan sementara hingga akhir 2020 untuk memberikan kesempatan bagi bisnis dan usaha untuk pulih dari dampak pandemi virus corona, kata Menteri Keuangan Josh Frydenberg, Senin.

Berdasarkan aturan itu, yang pertama kali diperkenalkan pada Maret dan akan berakhir pada 30 September 2020, kreditor tidak dapat mengeluarkan pemberitahuan kebangkrutan kepada bisnis untuk utang di bawah 20.000 dolar Australia (sekitar Rp214,53 juta).

Periode pemberitahuan kreditor untuk menindaklanjuti utang juga dapat diperpanjang sehingga banyak perusahaan tetap bisa berbisnis tanpa membayar sewa, pajak dan pinjaman.

Baca juga: Australia akan ungkap defisit anggaran terbesar sejak Perang Dunia II
Baca juga: Australia perluas skema subsidi upah seiring lonjakan kasus COVID-19


"Perubahan ini akan membantu mencegah gelombang kegagalan lebih lanjut sebelum bisnis-bisnis memiliki kesempatan untuk pulih," kata Frydenberg dalam sebuah pernyataan.

"Ketika ekonomi mulai pulih, sangat penting bahwa bisnis yang tertekan memiliki fleksibilitas yang diperlukan untuk merestrukturisasi atau menghentikan operasi mereka secara tertib," ujarnya.

Ekonomi Negeri Kanguru senilai dua triliun dolar Australia (sekitar Rp21,45 kuadriliun) pekan lalu memasuki resesi pertamanya dalam hampir 30 tahun setelah pemberlakuan langkah penguncian yang ketat untuk menahan penyebaran virus corona mendatangkan malapetaka pada ekonomi Australia.

Lebih dari satu juta orang telah kehilangan pekerjaan sejak Maret ketika Australia menutup seluruh sektor ekonomi hingga berdampak pada permintaan dan investasi sektor swasta.

Untuk meredam dampak ekonomi dari wabah virus corona, Australia meluncurkan paket stimulus senilai lebih dari 300 miliar dolar Australia (sekitar Rp3,2 kuadriliun) termasuk skema subsidi upah yang memungkinkan bisnis yang terpukul keras untuk mempertahankan karyawan agar tetap mendapat gaji.

Wabah baru COVID-19 di negara bagian terpadat kedua Australia, Victoria, telah menggagalkan harapan untuk pemulihan ekonomi yang cepat. Negara bagian Victoria pada Minggu memperpanjang masa penguncian ketat di ibu kotanya Melbourne hingga 28 September.

Sumber: Reuters

Baca juga: Australia perkirakan pengangguran capai 10 persen akibat aturan corona
Baca juga: Melbourne batasi operasi sejumlah industri hingga September

 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020