Ribuan dokter magang di Korea Selatan kembali bekerja pada Selasa (8/9) setelah mengakhiri pemogokan lebih dari dua minggu saat negara itu terus melaporkan kenaikan tiga digit infeksi baru virus corona per hari.Meskipun ada penurunan moderat dalam kasus harian, infeksi klaster telah meningkat lima kali lipat dibandingkan bulan lalu, dan terus muncul dari berbagai kelompok, termasuk dari fasilitas keagamaan, medis dan olahraga serta kantor dan pertemuan sos
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 136 kasus baru pada tengah malam Senin, setelah angka itu turun ke level terendah tiga minggu di 119 sehari sebelumnya.
Total kasus infeksi naik 21.432, dengan 341 kematian.
Hitungan harian terus menurun sejak mencapai puncak 441 bulan lalu setelah pemerintah memberlakukan aturan jarak sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menurunkan gelombang kedua wabah dari gereja dan demonstrasi terkait politik.
Baca juga: Korsel terapkan aturan baru jarak sosial atasi gelombang kedua
Baca juga: Warga Korsel diimbau kerja dari rumah saat kasus COVID-19 meningkat
Upaya untuk menurunkan kasus COVID-19 telah diperumit oleh pemogokan yang diluncurkan pada 21 Agustus oleh sekitar 16.000 dokter magang dan residen terhadap proposal reformasi medis pemerintah.
Dokter magang mulai kembali bekerja setelah setuju untuk mengakhiri pemogokan pada hari Senin, meskipun banyak mahasiswa kedokteran terus menolak ujian perizinan akhir sebagai bagian dari protes.
Dokter magang dan residen adalah tulang punggung layanan perawatan kesehatan di ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif, dan rumah sakit semakin bergulat dengan penundaan dan gangguan di tengah pertumbuhan konstan pasien COVID-19.
Pihak berwenang sedang mempertimbangkan apakah akan memperpanjang pembatasan jarak sosial menjelang Chuseok, salah satu hari libur terbesar negara itu bulan ini, yang akan membuat puluhan juta orang bepergian ke seluruh negeri.
Presiden Moon Jae-in mengatakan jumlah harian diperkirakan turun di bawah 100 pada hari libur, meskipun pejabat kesehatan mendesak agar kunjungan dan pertemuan tidak dilakukan.
"Meskipun ada penurunan moderat dalam kasus harian, infeksi klaster telah meningkat lima kali lipat dibandingkan bulan lalu, dan terus muncul dari berbagai kelompok, termasuk dari fasilitas keagamaan, medis dan olahraga serta kantor dan pertemuan sosial," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip.
Reuters
Baca juga: Kasus melonjak, dokter Korsel diperkirakan akan hentikan pemogokan
Baca juga: Pasien lansia penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Korea Selatan
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020