"Kita siapkan anggaran untuk swab itu Rp5 miliar kurang lebih. Itu memang menjadi tanggung jawab federasi dan tentu kalau sudah bergulir ada sponsor kembali," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam webinar di Jakarta, Selasa.
Iriawan mengatakan Satgas Percepatan penanganan COVID-19 juga akan membantu PSSI untuk swab test ini.
Dengan begitu, federasi dan operator liga bisa menerapkan protokol kesehatan ketat sesuai dengan ketentuan sepak bola di tengah pandemi.
"Pak Doni Monardo (Ketua Satgas COVID-19) juga mengatakan akan membantu kami. Jadi meringankan kami juga," kata Iriawan.
Baca juga: Osas Saha tegaskan masih berseragam PSM Makassar
Menurut dia, bergulirnya kembali kompetisi sepak bola Indonesia akan membuktikan kepada dunia bahwa olahraga di Indonesia bisa berdampingan dengan COVID-19.
Menurut dia masyarakat Indonesia tak bisa menunggu kapan pandemi berakhir sebelum vaksin ditemukan. Oleh karena itu, kata Iriawan, salah satu caranya adalah hidup berdampingan dengan COVID-19 sembari menunggu vaksin dan ketat menerapkan protokol kesehatan.
"Lewat bergulirnya lagi kompetisi Liga 1 dan Liga 2 kami ingin menunjukkan ke dunia kalau Indonesia juga sudah siap untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 dan menerapkan sistem kehidupan baru atau new normal," kata dia.
Dia menilai kelanjutan kompetisi bakal berpengaruh kepada geliat ekonomi yang berdasarkan kajian salah satu universitas perputaran ekonomi dalam satu musim mencapai Rp3 triliun.
"Menurut kajian Universitas Indonesia satu musim kompetisi berhenti Rp3 triliun kerugian yang ada di masyarakat. Dan jika satu musim kompetisi berhenti maka satu generasi akan terputus," kata dia.
Baca juga: LIB targetkan regulasi Liga 1 2020 tuntas sebelum 18 September
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020