"Setelah saya melihat langsung keberadaan program yang dirancang oleh Polda Jambi, saya memberikan apresiasi kepada Kapoda Jambi, Irjen Pol Firman Shantyabudi dan stafnya yang memiliki inovasi luar biasa dalam pencegahan karhutla dengan mendirikan command center aplikasi Asap Digital," kata Mayor Jenderal TNI Agus Suhardi, Selasa, usai berkunjung ke Markas Polda Jambi.
Ia mengetahui mengetahui dan mendapatkan penjelasan langsung dari Kapolda Jambi atas aplikasi Asap Digital yang sudah dilengkapi CCTV yang mampu memantau secara dini dan cepat potensi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi.
Baca juga: 250 Hektare lahan terbakar Juli-Agustus 2020 di Sumatera Selatan
"Menurut saya ini ide Kapolda dan Direskrimsusnya yang luar biasa, karena dengan asap digital ini, kita dari sini sudah bisa mendeteksi adanya kebakaran lahan atau hutan sedini mungkin dan jangankan api, asap saja sudah bisa terdeteksi sehingga bisa melakukan pencegahannya," kata Agus Suhardi kepada media di Mapolda Jambi.
Melalui aplikasi asap digital tersebut penanggulangan terjadinya karhutla di Provinsi Jambi akan lebih cepat dan hal itu menjadi sesuatu yang luar biasa dan memang di provinsi lain seperti Sumatera Selatan memang telah memiliki apliasi serupa, namun tidak sedetail dari asap digital tersebut yang dimiliki Polda Jambi.
Pangdam juga mengatakan, di Sumsel memiliki aplikasi yang hampir sama tetapi tidak secanggih dan akurat yang milik Polda Jambi karena di Sumatera Selatan itu sebenarnya sudah ada aplikasi karhutla namun untuk memantau asap dan personil tidak real time seperti di Polda Jambi karena di Jambi ada CCTV yang memberikan gambaran kita secara nyata di lapangan.
Baca juga: BMKG beri peringatan cuaca di sejumlah provinsi
Kepala Polda Jambi, Inspektur Jenderal Polisi Firman Shantyabudi, yang didampingi Wakil Kepala Polda Jambi, Brigadir Jenderal Polisi Dul Alim, Dirreskrimsus Komisaris Besar Polisi Edi Faryadi, serta perwakilan dari PT Telkom Jambi, M Irsyad, menjelaskan kepada dia terkait aplikasi Asap Digital itu.
"Dengan adanya aplikasi Asap Digital ini, kami Provinsi Jambi bisa lebih awal memadamkan api jika terpantau oleh aplikasi tersebut dan langsung mengerahkan personil Satgas Karhutla untuk langsung ke lokasi guna memadamkam api sebelum lebih besar lagi," kata Shantyabudi.
Ia mengatakan melalui pemantauan CCTV Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian Karhutla Digital atau 'Asap Digital' titik api atau lahan terbakar dengan cepat bisa dipadamkan oleh tim satgas karhutla sebelum api membesar dan meluas membakar hutan dan lahan.
"Inilah fungsi cctv asap digital yang telah dipasang pada tujuh lokasi rawan karhutla dan kini menyusul lagi ada lima titik atau lokasi yang segera dipasang cctv guna mengantisipasi karhutla pada tahun ini," kata Shantyabudi.
Baca juga: Manggala Agni Sulawesi Tenggara siaga di daerah rawan karhutla
Polda Jambi bekerja sama dengan Telkom untuk akan memasang 30 CCTV di sejumlah titik rawan karhutla dan sejauh ini, setidaknya akan ada 12 titik atau lokasi dalam proses pemasang CCTV yang langsung bisa dipantau dari pusat komando di Markas Polda Jambi.
Ia mengatakan, sejak aplikasi asap digital ini diluncurkan, sudah dua lokasi yang terbakar yang terpantau CCTV asap digital yang berhasil dipadamkan dalam waktu yang cepat seperti kejadian lahan terbakar di Sungai Aur dan lahan di Suak Kandis, Kabupaten Muarojambi, yang berhasil dipadamkan sebelum api membesar.
Baca juga: BNPB antisipasi kebakaran hutan lahan lebih dini
Ia juga mengatakan, sosialisasi itu terus dilakukan agar pemilik lahan dan pekerja mengetahui bahaya dan dampak negatif dari kebakaran hutan dan lahan, tidak boleh membuka lahan perkebunan dan persawahan dengan cara membakar, dan bila tetap juga membakar lahan akan dikenakan sanksi pidana.
Kegiatan sosialisasi dan imbauan yang diberikan merupakan langkah antisipasi dan perintah dalam mencegah karhutla, karena dampak yang diakibatkannya sangat luas mulai dari rusaknya ekosistem lingkungan hingga pengaruh kepada kesehatan.
"Mari bersama kita bahu membahu dalam menjaga lingkungan kita terutama dari kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau tahun ini," kata Shantyabudi.
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020